Sekretaris AMGA, Abdullah Ihsan dalam Aksi Menuntut Evaluasi PT Tirta Investama (Aqua) di Klaten, Jawa Tengah, Jum'at (17/3) siang. (IST/ MA)
Sekretaris AMGA, Abdullah Ihsan dalam Aksi Menuntut Evaluasi PT Tirta Investama (Aqua) di Klaten, Jawa Tengah, Jum'at (17/3) siang. (IST/ MA)

Klaten, aktual.com – Ratusan warga yang menggunakan nama Aliansi Masyarakat Gugat Aqua (AMGA) menggelar aksi di depan pabrik Aqua Danone (PT Tirta Investama) di Desa Wangen, Klaten, Jawa Tengah, Jum’at (17/3) siang.

500-an warga tersebut mendesak PT Tirta Investama (PT TIV) melibatkan warga lokal dalam pengelolaan kebutuhan industri perusahaan yang menghasilkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek Aqua tersebut.

AMGA bahkan menyebut kehadiran PT Tirta Investama (Aqua) tidak memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.

“Investasi harus mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat yang berada dalam ring satu terdampak. Salah satu caranya dengan melibatkan pengusaha-pengusaha lokal sebagai mitra,” ujar Ketua AMGA, Mukti Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima aktual.com.

AMGA mencatat sumur pertama Aqua di wilayah tersebut, sudah mengambil air berkisar hingga 60 liter per detik sejak tahun 2003. Selanjutnya, sumur kedua diprediksi bakal mengambil 45 liter per detik. Padahal, menurut AMGA, sumur kedua tersebut diduga belum mengantongi izin operasional secara formal.

“Pengusahaan air PT Tirta Investama ini seharusnya memiliki kejelasan perijinan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku,” jata dia.

Mukti Wibowo menjelaskan secara faktual daya tahan perekonomian masyarakat di ring satu terdampak pabrik Aqua, saat ini terus mengalami penurunan. Penyebabnya, adanya dugaan praktik monopoli bisnis di dalam pengelolaan kebutuhan industry PT Tirta Investama. Masyarakat ring satu terdampak, ungkapnya, hanya dijadikan buruh oleh perusahaan tersebut.

“Pengusaha-pengusaha lokal tidak diberi peran. Hanya dijadikan sebagai penonton saja,” tegas Mukti.

Secara terpisah, Sekretaris AMGA Abdullah Ihsan juga mengatakan praktek buruk PT Tirta Investama yang memaksa kondisi over loading dan over dimensi (ODOL) truk dan armada pengangkut botol aqua di jalan klas III C yang dilaluinya di wilayah tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut akhirnya berdampak pada ancaman bahaya lalu lintas yang mengancam warga Klaten.

“Getaran truck trailer, dan sempitnya jalan mengancam pengguna jalan, anak anak sekolah dan masyarakat umum. Truk pengangkut galon aqua semestinya tunduk dan tertib dengan sesuai aturan kelas jalan,” jelas Abdullah.

Abdullah Ihsan menyatakan dampak buruk keberadaan Aqua lainnya adalah produksi pertanian yang cenderung terus menurun. Salah satu faktornya adalah kebutuhan air untuk irigasi pertanian yang berkurang lantaran merosotnya suplai air dari sumber mata air Umbul Sigedang dan Umbul Kapilaler. Abdullah memastikan kedua sumur Aqua tersebut berada di dekat kedua sumber mata air ini.

“Eksplorasi air semestinya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menganggu kebutuhan air warga,” ujarnya.

AMGA pun menuntut dilakukannya evaluasi menyeluruh atas proyek privatisasi air yang dilakukan PT TIV Aqua Danone. AMGA menegaskan jika tuntutan tersebut tidak dilaksanakan, maka sebaiknya pabrik Aqua Danone di Klaten ditutup dan proyek tersebut dapat diarahkan untuk divestasi air bagi rakyat Klaten.

“AMGA kembali menuntut 90 persen pekerjaan di dalam PT Tirta Investama bisa melibatkan masyarakat lokal,” tutur Mukti.

Artikel ini ditulis oleh:

Nurman Abdul Rahman