Jakarta, Aktual.com – Dr. Ghaisani Fadiana Sp.A (K), seorang dokter spesialis anak di divisi endokrinologi RS Cipto Mangunkusumo, menekankan pentingnya deteksi dini dalam mencegah komplikasi diabetes melitus. Deteksi dini adalah langkah krusial untuk meminimalisir risiko komplikasi yang dapat muncul di kemudian hari.
Dalam sebuah diskusi daring tentang diabetes melitus, Jumat (8/9). Dr. Ghaisani menjelaskan beberapa metode deteksi dini yang dapat membantu mencegah komplikasi pada pasien diabetes, khususnya anak-anak.
Salah satu cara penting adalah melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun pada anak-anak yang telah mencapai usia pubertas atau yang telah menderita diabetes selama 3 hingga 5 tahun. Pemeriksaan ini melibatkan evaluasi fungsi kesehatan dan pemeriksaan urine untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan ginjal dan gangguan persarafan.
“Contohnya untuk evaluasi fungsi kesehatan dan kemudian kita akan periksa urine apakah ada kebocoran di ginjalnya dan fungsi persyarafan, kita akan kita cek per tahun tujuannya supaya deteksi dini,” kata Ghaisani.
Selanjutnya, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, penting untuk menjaga dan mengontrol kadar gula darah dalam batas normal. Pemeriksaan HbA1C adalah salah satu cara untuk memantau kadar gula darah harian dan memastikan bahwa kondisi diabetes terkendali dengan baik. Kadar gula darah harian yang disarankan adalah 150 mg/dl.
Dr. Ghaisani menjelaskan bahwa komplikasi diabetes melitus dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi ketika kadar gula darah sangat rendah atau sangat tinggi, sementara komplikasi kronik melibatkan kelainan pembuluh darah besar dan kecil.
Pemantauan yang tepat waktu dan penanganan yang baik dapat membantu mencegah komplikasi kronik seperti kelainan jantung, gangguan fungsi ginjal, kelainan mata, dan gangguan persarafan.
Dr. Ghaisani juga memberikan dorongan kepada orang tua anak-anak yang menderita diabetes melitus. Dia menjelaskan bahwa perlakuan terhadap anak-anak dengan diabetes tidak akan berbeda dengan anak-anak lainnya. Mereka masih bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, bahkan berprestasi di berbagai bidang, termasuk dalam prestasi akademik.
Selain itu, anak-anak atau remaja yang menderita diabetes melitus masih dapat berpuasa selama bulan Ramadhan dengan catatan mereka harus memantau gula darah mereka dengan cermat. Dr. Ghaisani menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat mengatur dosis insulin dan memantau tren gula darah selama beberapa bulan sebelumnya.
“Dengan pemantauan gula darah yang baik, anak-anak dengan diabetes masih bisa menjalani kehidupan yang sehat dan berprestasi,” ujar Dr. Ghaisani.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara