Foto: Presiden Joko Widodo (dok. YouTube Setpres)

Jakarta, aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan rasa terima kasih kepada para perwakilan dari berbagai negara yang hadir dalam R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) untuk membahas konflik, termasuk situasi di Gaza, Palestina. Jokowi menyatakan bahwa di era dunia yang sangat modern saat ini, perang dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.

“Pertama-tama khusus kepada para tamu dari negara sahabat, saya ingin ucapkan selamat datang di Indonesia, selamat datang di Jakata, dan terima kasih telah aktif bersama Indonesia berupaya memperkokoh perdamaian dunia dan menjembatani perbedaan-perbedaan,” kata Jokowi dalam sambutannya di R20 ISORA yang digelar di Ballroom Hotel Park Hyatt, Jakarta Pusat, Senin (27/11).

“Sungguh tidak masuk di nalar, sungguh tidak masuk dalam nurani kita di dunia yang super modern sekarang ini masih terjadi perang dan pembantaian secara terang-terangan yang merenggut warga sipil, yang merenggut perempuan dan anak-anak,” lanjutnya.

Jokowi menyatakan bahwa kejadian di Palestina tidak dapat diterima. Adanya gencatan senjata diharapkan terjadi, dan proses perdamaian harus segera dimulai.

“Tragedi kemanusiaan di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun, gencatan senjata harus segera dilakukan, bantuan kemanusiaan harus dipercepat, dan perlu diingat damai harus segera dimulai,” ucapnya.

Jokowi menyatakan bahwa hak untuk meraih kemerdekaan adalah hak setiap bangsa, seperti yang telah diamanatkan dalam konstitusi. Ia juga menyinggung bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam memperkuat kerukunan di tengah keberagaman.

“Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan hal tersebut tegas dinyatakan dalam konstitutis Indonesia. Indonesia juga memiliki pengalaman panjang dalam merajut keberagaman dalam menjembatani perbedaan-perbedaan, dan dalam mempersartukan kemajemukan. Saat ini penduduk Indonesia hampir mencapai 280 juta, yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1.300 bahasa lokal atau bahasa daerah, memeluk agama yang berbeda-beda, dan hidup di 17 ribu pulau yang kita miliki,” ujarnya.

Jokowi mengatakan bukan hal mudah mempersatukan Indonesia. Dia bersyukur bangsa Indonesia dapat mengikis segala ego.

“Bukan hal yang mudah untuk mempersatukannya, tapi kita bisa dan kita bersyukur bahwa Indonesia mampu mengikis ego kesukuan, mampu mengikis ego keagamaan, mampu mengikis ego kedaerahan, sehingga mampu mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diverity,” ucapnya.

“Di mana hal tersebut tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh ajaran agama, tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh para pemimpin agama yang mengajarkan cinta tanah air adalah bagian dari iman, toleransi terhadap perbedaan-perbedaan adalah bagian dari iman, dan menjaga persatuan juga bagian dari iman,” lanjut Jokowi.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain