Sejumlah tenaga honorer lintas profesi menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta, Senin (7/8/2023). Massa honorer dari Banten dan Jawa Tengah (Jateng) ini menuntut agar Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) segera direvisi. Mulai dari kesehatan, guru, tenaga administrasi, penyuluh, tenaga teknis semua kita berbaur menjadi satu untuk memperjuangkan revisi UU ASN No 5 2014 dan mendorong DPR untuk memasukkan revisi UU ASN ke dalam program legislasi nasional (prolegnas). Aktual/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November merupakan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari tersebut diperingati sebagai pemberian tanda jasa bagi para guru. Adanya peringatan HGN menjadi tanda menghargai perjuangan para guru.

Pada HGN 2023 ini, tema yang diambil adalah ‘Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar’. Memaknai tema tersebut, Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira menilai kolaborasi dari seluruh elemen bangsa harus diwujudkan demi mencapai tujuan dari ‘Merdeka Belajar’ bagi seluruh generasi penerus bangsa.

Baginya, hal ini krusial untuk diupayakan demi mengubah stigma bahwa pendidikan hanyalah tugas seorang guru. Tidak hanya itu saja, ia menyakini ‘Merdeka Belajar’ bukan hanya tentang kebebasan kurikulum. Tetapi, kata Andreas, juga merupakan titik tolak untuk memantapkan karakter siswa.

“Diperlukan upaya bersama antara guru, Pemerintah yang didukung DPR, lembaga masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya memberikan kebebasan belajar tetapi juga memantapkan karakter siswa,” ucap Andreas melalui rilis, Senin (27/11/2023).

Di sisi lain, Andreas menegaskan pendidikan adalah tentang membentuk moral dan etika yang kuat pada setiap generasi penerus bangsa. Sebab itu, ia menyoroti bagaimana kurikulum ‘Merdeka Belajar’ yang berlaku saat ini memberikan keleluasaan kepada pendidik.

Ia pun menekankan hal ini akan menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Maka dari itu, ia mengingatkan para guru untuk dapat memahami kepribadian setiap siswa yang dididiknya.

“Pendidikan tidak hanya mengenai pengetahuan akademis. Di era masa kini, guru tidak hanya bertugas sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pemandu, pembimbing, dan inspirator. Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan memiliki moralitas yang kuat,” imbuhnya.

Walaupun begitu, Andreas menyadari bahwa dalam membentuk karakter siswa, guru membutuhkan dukungan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia pun berpesan agar Pemerintah memberi dukungan kepada setiap guru untuk meningkatkan kompetensinya.

“Dukungan Pemerintah melalui program-program pelatihan dan pendidikan diperlukan untuk menjadikan guru semakin maju dan memiliki kualitas yang baik,” ungkap Andreas.

“Harus diingat, guru membawa peran kunci dalam mencetak generasi penerus yang berintegritas. Dengan memberikan teladan yang baik dan memberikan nilai-nilai yang kuat, guru tidak hanya mempersiapkan siswa untuk ujian akademis, tetapi juga untuk ujian kehidupan,” sambungnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan