Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut penguasa saat ini berperilaku seperti masa Orde Baru.

Putra bungsu orang nomor sati RI itu memunculkan pertanyaan tentang apakah ada orang yang ditangkap karena menghina Presiden Joko Widodo.

Pertanyaan Kaesang muncul dalam Forum Komunitas Pengemudi Nusantara di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).

“Teman-teman semua saya katakan, di medsos, ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?,” ujar Kaesang

Seorang pengemudi truk menjawab, “ada.” Kaesang mengakui adanya kasus penangkapan, namun menekankan bahwa itu terjadi karena hinaan yang berlebihan.

“Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh. Tapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang apa namanya sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu ada? Enggak ada toh?” tegas Kaesang.

Sementara itu, terkait pernyataan Megawati, Kaesang mengaku tidak tahu apa yang terjadi di era Orde Baru.

“Saya enggak tahu maksudnya definisi seperti Orde Baru seperti apa dulu? Karena saya sendiri kan saya tidak mengalami,” katanya.

“Balik lagi, saya tidak hidup di zaman itu. Jadi saya harus tanya ke teman-teman yang di mana definisinya sebelum tanya saya tuh seperti apa,” tambah Kaesang.

Megawati sebelumnya mengungkapkan ketidakpuasannya dengan sikap penguasa saat ini yang menurutnya ingin mengikuti jejak Orde Baru.

Pernyataan ini disampaikan Megawati dalam Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud.

“Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu tapi Ibu jengkel. Karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?” kata Megawati.

Megawati juga mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada Pemilu 2024.

“Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut,” tutur Megawati.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah
Jalil