Jakarta, Aktual.com – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan negara-negara untuk menyelamatkan ratusan warga Rohingya, yang disebut terjebak di dua kapal tak layak pakai, yang terombang-ambing di Laut Andaman.

Setiap tahun, ribuan warga Rohingya yang meninggalkan Myanmar, mempertaruhkan nyawa mereka dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal – seringkali dengan kapal yang kondisinya buruk – untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.

Badan Pengungsi PBB (UNHCR) pada hari Sabtu (2/12) meminta negara-negara terdekat untuk menyelamatkan warga Rohingya.

“untuk segera mengerahkan seluruh kapasitas pencarian dan penyelamatan mereka sebagai respons terhadap kapal-kapal yang dilaporkan berada dalam kesulitan dan ratusan warga Rohingya berisiko meninggal,” kata UNHCR dalam siaran Pers.

“Dua kapal yang penuh sesak dan membawa sekitar 400 penumpang itu mengalami kerusakan mesin, dan orang-orang kini terapung di kapal yang tidak layak berlayar di Laut Andaman,” jelas UNHCR.

Makanan dan air mungkin akan habis, ujar UNHCR, seraya menambahkan “ada risiko kematian yang signifikan dalam beberapa hari mendatang jika orang-orang tidak diselamatkan dan diturunkan ke tempat yang aman”.

Lokasi pasti kapal-kapal tersebut tidak diketahui dan tidak jelas kapan, atau dari mana tepatnya, mereka berangkat.

Seruan UNHCR ini muncul ketika terjadi lonjakan perjalanan ke provinsi paling barat Indonesia, Aceh – yang menempuh jarak sekitar 1.800 kilometer (1.120 mil) – dengan lebih dari 1.000 kedatangan dalam gelombang terbesar sejak tahun 2017.

Diperkirakan lebih dari 3.500 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, menurut UNHCR.

Hampir 350 orang Rohingya tewas atau hilang tahun lalu ketika mencoba melakukan penyeberangan laut yang berbahaya, menurut perkiraan badan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Ilyus Alfarizi
Jalil