Jakarta, Aktual.com – Sekjen Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasanugraha, mengungkapkan pengadaan alat kesehatan senilai Rp60 triliun bertujuan mendukung Indonesia menuju status negara maju.

Pinjaman ini, yang merupakan yang terbesar dalam satu proyek, melibatkan empat lembaga perbankan dunia dalam sindikasi.

“Pinjaman bernilai Rp60 triliun untuk pengadaan berjangka waktu 4-5 tahun ini merupakan pinjaman terbesar dalam satu proyek dan untuk pertama kalinya empat lembaga perbankan dunia membentuk sindikasi untuk memberikan pinjaman,” ujar Kunta di Jakarta, Sabtu (2/12).

Lembaga-lembaga pembangunan multilateral yang terlibat meliputi World Bank, Asian Development Bank (ADB), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan Islamic Development Bank (ISDB).

Dana tersebut akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan alat kesehatan melalui program jaringan rujukan pelayanan kesehatan, penguatan pelayanan kesehatan primer, dan penguatan sistem laboratorium umum di Indonesia, sebagai bagian dari Transformasi Kesehatan RI.

Belanja alat kesehatan ini akan difokuskan pada penanggulangan lima penyakit utama, yaitu kanker, jantung, stroke, uronefrologi, dan kesehatan ibu dan anak (KIA).

Kunta juga Menyoroti obsesi Indonesia untuk keluar dari status negara berpendapatan menengah

“Negara berpendapatan tinggi memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13.200 dolar AS, sementara PDB Indonesia saat ini masih sebesar 4.700 dolar AS, sehingga masih termasuk negara berpendapatan menengah,” katanya

Kunta menekankan bahwa peningkatan dan perbaikan belanja kesehatan yang mencukupi, efisien, efektif, dan adil sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Hingga saat ini, nominal belanja kesehatan per kapita di Indonesia sekitar 140 dolar AS, yang masih di bawah negara-negara lain seperti Malaysia (400 dolar AS per kapita), Singapura (2.500 dolar AS per kapita), dan negara-negara maju lainnya (3.000 hingga 4.000 dolar AS per kapita).

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah
Jalil