A Palestinian fighter from the Izz el-Deen al-Qassam Brigades, the armed wing of the Hamas movement, gestures inside an underground tunnel in Gaza in this August 18, 2014 file photo. The Israeli government says its investigations have not come up with any evidence the night-time noises reported by villagers living near Gaza emanate from tunnels, but assertions by Hamas of extensive cross-border digging has only fueled concern. REUTERS/Mohammed Salem/Files *** Local Caption *** Pejuang Palestina dari Brigade Izz el-Deen al-Qassam, pasukan bersenjata gerakan Hamas, memberikan isyarat di dalam terowongan bawah tanah di Gaza dalam foto arsip 18 Agustus 2014. Pemerintah Israel mengatajan penyelidikan mereka belum mendapatkan bukti dengan adanya suara malam hari yang dilaporkan penduduk tinggal dekat Gaza muncul dari terowongan, tapi pernyataan Hamas mengenai penggalian lintas batas yang luas memicu kekhawatiran. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohammed Salem/Files/djo/16

Washington, aktual.com – Sebuah laporan yang dirilis pada hari Selasa (12/12) mencatat bahwa militer Israel telah memulai proses memompa air laut ke dalam sistem terowongan yang diduga digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.

Sistem terowongan ini memiliki panjang sekitar 300 mil dan menggunakan pintu anti ledakan tebal yang sedang dinilai oleh pihak Israel, menurut pejabat AS.

Proses membanjiri terowongan yang masih dalam tahap awal ini, diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu, dimulai bersamaan dengan pemasangan dua pompa tambahan oleh Israel, melengkapi lima pompa yang telah ditambahkan pada bulan sebelumnya.

Wall Street Journal, yang merujuk pada pejabat Amerika Serikat yang memiliki informasi tentang operasi militer Israel, melaporkan bahwa tindakan mengisi terowongan dengan air dari Laut Mediterania merupakan bagian dari strategi yang lebih besar yang digunakan Israel untuk menghancurkan terowongan tersebut.

Para pejabat AS menyatakan bahwa uji coba awal dilakukan bulan lalu.

Langkah ini, yang pertama kali dilaporkan oleh surat kabar pada awal bulan, telah menimbulkan kritik, dengan beberapa orang berpendapat bahwa langkah tersebut dapat menyebabkan bencana lingkungan dan memperburuk situasi air tawar di Gaza.

Beberapa pejabat dalam pemerintahan Biden telah mengungkapkan keprihatinan mereka, menyatakan bahwa penggunaan air laut kemungkinan tidak efektif dan berpotensi merugikan pasokan air tawar di Gaza, seperti yang dilaporkan.

Meskipun demikian, Israel yakin bahwa sistem bawah tanah tersebut menjadi kunci dalam operasi Hamas di medan perang.

Sebagai respons terhadap serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat, serta melakukan pengepungan di Jalur Gaza.

Akibatnya 18.412 warga Palestina terbunuh dan 50.100 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel sejak saat itu, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, sementara hampir 139 sandera masih ditawan, menurut data resmi.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain