Foto udara Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan kehadiran Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, dapat menyeimbangkan arus logistik antara wilayah Barat, Tengah, dan Timur Indonesia yang dapat mendorong terwujudnya pemerataan pembangunan.

“Kami membangun infrastruktur transportasi laut seperti Pelabuhan Patimban, dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berparadigma Indonesia Sentris atau merata ke seluruh wilayah,” kata Budi Karya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/12).

Pelabuhan Patimban, sebuah Proyek Strategis Nasional (PSN), yang dibangun dengan investasi sebesar Rp18,9 triliun. Menteri Budi Karya menegaskan bahwa keberadaannya diharapkan dapat meningkatkan daya saing logistik nasional, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

“Pelabuhan Patimban akan menjadi pusat logistik penting bersama Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai bagian integral dari rantai pasok global,” tambah Budi Karya.

Budi Karya juga menjelaskan bahwa pemerintah tengah berupaya maksimal untuk mengembangkan Pelabuhan Patimban agar dapat beroperasi secara optimal. Langkah-langkah yang telah diambil melibatkan peningkatan kapasitas terminal, pembangunan akses jalan, dan pembentukan ekosistem di sekitar area pelabuhan.

“Pelaku usaha diundang untuk memanfaatkan Pelabuhan Patimban sebagai pusat kegiatan logistik dan turut berpartisipasi dalam pengembangan ekosistemnya. Beberapa negara juga telah menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam proyek ini,” tutur Budi Karya.

Saat ini, pemerintah sedang memfinalisasi pengembangan fase 1 Pelabuhan Patimban, termasuk terminal peti kemas dengan kapasitas 250.000 TEUs (twenty-foot equivalent unit) dan terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU (completely build up).

Sementara itu, konstruksi untuk fase 2 sedang berlangsung, yang akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600.000 CBU dan terminal peti kemas mencapai 3,75 juta TEUs.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan