Tel Aviv, aktual.com – Dalam penyelidikan militer Israel, terungkap bahwa pasukan mereka mengabaikan seruan bantuan saat menyerbu sebuah gedung di Jalur Gaza beberapa hari sebelum insiden fatal di mana tiga sandera Israel tewas ditembak oleh pasukan Israel.
Hasil penyelidikan tersebut diumumkan ke publik pada Kamis (28/12) waktu setempat, seperti yang dilaporkan oleh AFP dan Al Arabiya pada Jumat (29/12/2023). Kejadian penembakan yang menyebabkan tewasnya tiga sandera Israel terjadi pada pertengahan bulan Desember.
Dalam laporan tersebut diungkapkan bahwa pada tanggal 10 Desember, tentara Israel juga mendengar teriakan “sandera” dalam bahasa Ibrani, tetapi mereka menafsirkannya sebagai “upaya penipuan teroris” yang dilakukan oleh Hamas untuk menarik para tentara masuk ke dalam sebuah gedung di distrik Shejaiya di Kota Gaza.
Mereka yakin bahwa gedung tersebut dipasangi bahan peledak, sehingga para tentara Israel segera keluar dan menewaskan lima militan Hamas yang berusaha melarikan diri.
Menurut laporan, para sandera kemungkinan juga berhasil melarikan diri dari gedung tersebut. Pada tanggal 15 Desember, tentara Israel menembak para sandera tersebut setelah salah mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.
Dua sandera mengalami kematian instan di tempat kejadian, sementara satu sandera yang lain berhasil melarikan diri. Tentara Israel kemudian diperintahkan untuk menahan tembakan agar dapat mengidentifikasi sandera yang melarikan diri tersebut.
Setelah mendengar teriakan “Tolong!” dan “Mereka menembaki saya”, para komandan pasukan Israel di Jalur Gaza meminta sandera yang masih hidup untuk maju ke arah mereka. Namun, berdasarkan laporan tersebut, dua tentara di antaranya “tidak mengindahkan perintah” karena “kebisingan” dari tank di sekitarnya, sehingga mereka menembak mati sandera tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain