Jakarta, aktual.com – Serangan berkelanjutan Israel di wilayah Gaza telah menciptakan krisis kesehatan yang serius. Dampaknya menyebabkan layanan kesehatan terhambat, menyebabkan banyak pasien kesulitan mendapatkan perawatan yang memadai.

Saat ini, sekitar 10 ribu pasien kanker di Gaza menghadapi kesulitan karena kekurangan obat-obatan esensial yang dibutuhkan selama proses pengobatan. Hal ini terjadi karena rumah sakit khusus untuk pasien kanker telah berhenti beroperasi akibat serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel.

“Setelah Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina untuk kanker terpaksa tidak beroperasi lagi, ada 10 ribu pasien kanker yang menghadapi keadaan memaksa dan tidak manusiawi,” ujar direktur RS Persahabatan Turki-Palestina dokter Subhi Skaik, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (2/1).

Subhi menekankan bahwa saat ini pasien kanker tidak mampu mengakses obat-obatan yang mereka butuhkan. Ia mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk membantu merestorasi fungsi rumah sakit tersebut.

Dia menjelaskan bahwa rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya “tempat perlindungan” bagi pasien kanker di Gaza. Pada akhir bulan Oktober, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina harus menghentikan pelayanannya setelah menjadi target serangan oleh pasukan Israel.

Antara tahun 2011 dan 2017, pemerintah Turki menyediakan dana untuk membangun rumah sakit, yang merupakan satu-satunya fasilitas penanganan pasien kanker di wilayah tersebut. Rumah sakit ini memiliki enam lantai, 180 tempat tidur, dan mencakup luas sekitar 34.800 meter persegi.

Sejak 7 Oktober, konflik tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 21.979 warga Palestina, terutama perempuan dan anak-anak. Jumlah korban luka saat ini mencapai 57.697 orang.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain