Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan (kedua kanan) didamping Pj Gubernur NTT Ayodhia Kalake (kiri) dan Pj Bupati Flores Timur di, Lokasi Bencana Erupsi Gunung Api Lewotobi. ANTARA/HO-BPBD

Kupang, Aktual.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan bantuan sebesar Rp250 juta kepada pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, guna mendukung penanganan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulangitang.

Deputi Bidang Logistik dan Peralatan (Logpal) BNPB, Lilik Kurniawan menyampaikan dalam pernyataannya di Kupang, Jumat (5/1), bahwa bantuan tersebut disalurkan untuk membantu penanganan para pengungsi.

“Selain uang tunai, kami juga serahkan 4.000 lembar masker, 500 paket sembako, hygiene kit sebanyak 250 paket,” katanya.

Selain penyaluran bantuan, Lilik Kurniawan dan Tenaga Ahli BNPB Bambang Eko Pratolo turut melakukan peninjauan langsung di lokasi erupsi gunung berapi dan meninjau beberapa kamp pengungsian yang tersebar di beberapa wilayah.

Lilik berharap agar penandatanganan Surat Keputusan terkait Posko dapat dilakukan secepatnya oleh Penjabat (PJ) Bupati Flores Timur agar operasional penanganan darurat dapat lebih maksimal.

“BNPB akan melakukan pendampingan. Kami telah meninjau posko utama di kantor BPBD dan harus ada pos lapangan di sekitar pengungsian.,” ujar dia.

Dari hasil peninjauan, Deputi Logpal memberikan petunjuk agar sisa barang logistik dan peralatan segera didistribusikan kepada warga terdampak. Jika barang-barang tersebut habis, BPBD Kabupaten Flores Timur dapat mengajukan kepada BNPB.

Lilik menekankan bahwa dalam kondisi darurat, kebutuhan dasar masyarakat harus menjadi prioritas utama, mengingat keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi.

“Gudang logistik di posko utama masih ada barang-barang. Kami telah meminta agar segera didistribusikan untuk warga,” tutur Lilik.

Lilik juga menyempatkan diri untuk meninjau pengungsian di Desa Konga, Kecamatan Titihena, yang menampung 319 KK atau 1.164 jiwa. Dia memastikan bahwa fasilitas di pengungsian tersebut, seperti air bersih, toilet, dan dapur umum, telah disiapkan dengan baik dan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari warga.

“Air bersih ada, toilet umum sudah disiapkan, dapur umum sangat siap. Dikeroyok bareng-bareng oleh lintas unsur. Permakanan aman. Sangat aman,” jelas Lilik.

Saat meninjau dapur umum, Lilik memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi gizi yang seimbang. Dapur umum juga menyediakan makanan tambahan bagi anggota lintas instansi yang bertugas. Di sana, Lilik bahkan turut serta dalam memasak pisang yang akan disajikan kepada warga dan petugas.

Hal serupa juga dilihat Lilik di lokasi pengungsian lain yakni di Desa Boru. Pengungsian yang tersebar di beberapa titik itu telah menampung lebih dari 2.000 jiwa. Dari dua pengungsian besar itu telah terdapat gudang yang menampung logistik dan peralatan bagi warga.

“Dua pengungsian besar itu sudah punya gudang logistik,” ungkap Lilik.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan