Rafah, Aktual.com – Rezim pendudukan Israel mulai menggempur Kota Rafah di Gaza selatan secara intensif pada Senin (12/2) pagi, sehingga menewaskan dan melukai ratusan warga sipil, termasuk sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Otoritas kesehatan di Rafah melaporkan bahwa lebih dari 100 warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, telah menjadi korban pembunuhan tragis oleh militer Israel, sementara ratusan lainnya mengalami luka-luka.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit di Kota Rafah, menurut otoritas kesehatan setempat.
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengungkapkan bahwa serangan udara Israel yang ganas terjadi di pusat kota Rafah, menargetkan rumah-rumah warga di sekitar kantor pusat PRCS.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Kuwait di Kota Rafah, Suhaib Al-Hams, mengaku pihak rumah sakit kewalahan menangani pasien yang terluka parah dan kekurangan obat serta pasokan.
Menurut sumber setempat melaporkan bahwa pesawat tempur Israel telah melakukan sekitar 40 serangan udara, menyerang rumah-rumah dan masjid yang menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi. Penembakan artileri yang intensif dan serangan melalui laut juga terjadi di Rafah.
Kendaraan sipil yang membawa korban segera tiba di Rumah Sakit Kuwait di Rafah, sementara ratusan orang lainnya dievakuasi ke sana untuk menghindari serangan, sesuai dengan laporan saksi mata setempat.
Masjid Al-Rahma di Shaboura dan Al-Huda di kamp pengungsi Yibna adalah dua di antara masjid yang menjadi target serangan pasukan Israel, yang merupakan tempat tinggal bagi ratusan keluarga pengungsi dan lebih dari 14 rumah.
Serangan udara Israel juga meluas ke wilayah dekat perbatasan dengan Mesir.
Diperkirakan sekitar 1,4 juta warga dan pengungsi internal saat ini berada di Rafah setelah pasukan pendudukan Israel memaksa pindah ratusan ribu warga Palestina dari Gaza utara ke selatan pada awal agresi.
Pada hari ke-129 agresi, pasukan Israel terus melancarkan serangan darat, laut, dan udara di Gaza, yang menyebabkan lebih dari 28.176 kematian dan 67.784 luka-luka.
Ribuan korban lainnya masih terperangkap di bawah reruntuhan dan jalanan karena pasukan Israel mencegat tim penyelamat untuk menjangkau mereka.
Agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 28.176 orang, kebanyakan warga sipil tak berdosa, dan melukai 68.000 lebih orang lainnya.
Yang lebih parah lagi, agresi tersebut telah menyebabkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh wilayah di Jalur Gaza, dengan sebagian besar di antaranya terpaksa mengungsi di Kota Rafah di Gaza Selatan, yang padat penduduk dan berdekatan dengan perbatasan Mesir. Ini merupakan eksodus massal terbesar Palestina sejak peristiwa Nakba 1948.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan