Jakarta, Aktual.co —Para ahli yang mempelajari video penyanderaan dua warga Jepang oleh ISIS yakin kalau video tersebut merupakan rekayasa belaka. Seperti dilansir I24news.tv, para ahli mengatakan, banyak inkonsistensi dalam video tersebut. Gambar kedua sandera dalam video kemungkinan besar diambil secara terpisah dan di tempat yang berbeda, kemudian digabungkan ke dalam satu video.

Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, mungkinkah ISIS yang berada di Timur Tengah yang dikelilingi padang pasir dalam kondisi berperang mempunyai fasilitas dan waktu yang memadai untuk melakukan  itu  semua. Atau, ada pihak ketiga yang melakukannya.

Profesor Shigeo Mori-shima dari Waseda University, ahli teknik informasi dan komunikasi, mengatakan cahaya dalam video bukan berasal dari matahari, melainkan dua lampu dari arah berbeda. Hal itu dapat terlihat dengan jelas karena bayangan para “pemeran” dalam video itu jatuh ke arah yang berbeda. “Ada kemungkinan bahwa gambar (para pemeran) direkam di tempat yang berbeda,” katanya.

Tiupan angin pada pakaian mereka dalam video juga tampak tidak konsisten. Hanya Haruna Yukawa, sebelah kanan, yang terkena hembusan angin, sementara Kenji Goto sama sekali tidak terkena hembusan angin.

“Ada kemungkinan bahwa gambar video diambil pada waktu yang berbeda, kemudian digabungkan,” kata Tsuyoshi Moriyama, profesor di Tokyo Polytechnic University dan ahli teknologi gambar. “Butuh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang sangat tinggi untuk membuat suatu video komposit.”