Kairo, Aktual.co —Faksi-faksi oposisi Suriah Sabtu mengusulkan “perubahan demokratik yang radikal” di negara yang porak- poranda akibat perang menjelang perundingan (April) yang bertujuan menyatukan rencana mereka bagi satu penyelesaian politik konflik itu.

Dalam satu konferensi dua hari yang diselenggarakan di Kairo, kelompok oposisi yang ditoleransi pemerintah bertemu dengan para anggota Koalisi Nasional di pengasingan dan menyetujui satu visi 10 poin serta mengumumkan perundingan-perundingan baru akan diselenggarakan pada April.

Kelompok-kelompok itu sepakat bahwa “setiap proses perundingan harus menuju pada satu pemerintah yang demokratik dan negara sipil yang berdaulat,” kata satu pernyataan bersama.

Mereka menambahkan bahwa setiap penyelesaian perang saudara empat tahun Suriah “harus menjamin satu perubahan demokratik yang radikal dengan menghentikan aksi kekerasan dan sektarisnisme”. Koalisi Nasional secara tidak resmi diwakili di Kairo oleh beberapa anggota termasuk Ahmed Jarba, yang mantan ketua koalisi yang dekat dengan Arab Saudi.

Satu sumber Koalisi sebelumnya mengatakan para anggotanya tidak hadir pertemuan Kairo dalam satu kedudukan resmi. Konferensi umum oposisi mendatang “bertujuan untuk menyetujui satu visi politik yang satu dan menyatukan usaha-usaha oposisi,” kata Saleh al-Nebwani, anggota Komite Koordinasi Nasional bagi Perubahan Demokratik dalam negeri yang ditoleransi pemerintah.

Koalisi itu dan tokoh penting oposisi Moaz al-Khatib sebelumnya mengumumkan mereka tidak akan menghadiri perundingan dengan pemerintah Suriah di Moskow bulan ini yang bertujuan mengusahakan satu solusi politik pada perang yang menewaskan lebih dari 200.000 orang sejauh ini. Tetapi oposisi dalam negeri mengatakan Sabtu bahwa beberapa anggota yang diundang diharapkan akan hadir dalam pertemuan itu.

Fayez Sarah dari Koalisi Nasional mengatakan pertemuan Kairo tidak membicarakan perundingan di Moskow “karena satu keputusan telah dibuat” mengenai masalah itu. Usaha Moskow untuk menjadi tuan rumah perundingan perdamaian mendatang setelah dua pertemuan yang diselenggarakan PBB di Jenewa tahun lalu antara pemerintah dan wakil-wakil oposisi gagal memberikan hasil. Rusia adalah pendukung paling kuat pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Artikel ini ditulis oleh: