Jakarta, Aktual.com – Dewan Perwakilan Rakyat RI menerima perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru, Propinsi Kalimantan Selatan, terkait permintaan tambahan peralatan Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) untuk mendukung program penanggulangan bencana.
Usulan tambahan peralatan Pusdalops ini selanjutnya akan disampaikan sekaligus dibahas bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) dalam waktu dekat.
“Kotabaru wilayah yang cukup rawan bencana alam, banjir dan tanah longsor terutama saat terjadi cuaca ekstrem. Tambahan peralatan untuk mendukung kinerja BNPD sangat penting,” terang Ashabul dalam Audiensi dengan BNPD Kotabaru di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kotabaru Hendra Indrayana sebelumnya mengatakan jika memasuki potensi cuaca ekstrem perlu kewaspadaan seluruh elemen masyarakat. Terutama di wilayah rawan terjadi bencana alam, banjir dan tanah longsor. Sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana tinggi, perlu dukungan guna melaksanakan giat pengendalian bencana.
Beberapa peralatan peralatan pengendalian operasi yang diperlukan itu antara lain, peralatan komputer sebanyak 2 unit, printer dan scanner sebanyak 2 unit, antena rig sebanyak 3 unit, HT sebanyak 10 buah, radio rig VHF sebanyak 2 unit, radio UHF sebanyak 2 unit, scanner database sebanyak 1 unit, proyektor LCD sebayak 1 buah, layar LCD sebanyak 1 buah, televisi flat sebanyak 3 unit, gps sebanyak 5 unit dan disaster mobil 1 unit.
Dalam audensi itu, Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan karena beberapa hari ini tingkat intesitas hujan cukup tinggi di Kotabaru. Ia mendorong BPBD melakukan giat patroli ke desa yang memiliki tingkat intensitas longsor cukup tinggi.
“Permintaan tambahannya rinciannya sudah disampaikan itu semua untuk mendukung peralatan kerja BPBD dalam menghadapi bencana alam,” tuturnya.
*Sepekan Terakhir Terjadi 44 Kali Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 44 kejadian bencana melanda wilayah Indonesia dalam sepekan terakhir atau periode 26 Februari hingga 3 Maret 2024. Saat ini Indonesia sedang memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kering atau kemarau.
“Ada 44 kali kejadian bencana dalam sepekan terakhir,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan sejumlah bencana seperti banjir, cuaca ekstrem, hingga tanah longsor masih mendominasi. “Memang kita masih ada di musim hujan. Kita sudah di awal Maret ya, harusnya ini sudah masuk transisi dari hujan ke musim kering. Tapi kita masih melihat bahwa dominasi banjir, kemudian cuaca ekstrem dan yang paling menonjol di minggu kemarin sebenarnya adalah tanah longsor ada dua tempat,” ujarnya.
Menurut dia, sejumlah wilayah juga saat ini kembali mengalami kebakaran hutan seperti di Aceh dan Sumatera Utara. “Sedangkan di Jawa Kalimantan Sulawesi itu masih dominan banjir tanah longsor dan cuaca ekstrem,” kata Aam.
Aam mengatakan kejadian bencana di minggu ini sebanyak 9 orang meninggal dunia akibat kejadian bencana selama sepekan. Paling banyak korban akibat tanah longsor.
“Di minggu ini ada korban jiwa akibat bencana yang cukup signifikan ya, meskipun ini bencana hidrometeorologi basah biasanya hidrometeorologi basah ini tidak memakan banyak korban ya karena dominasinya banjir, cuaca ekstrem, puting beliung,” demikian Abdul Muhari.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano













