Damaskus, Aktual.com – Setelah 24 tahun berkuasa, akhirnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad resmi tumbang pada hari Minggu (8/12). Namun girangnya warga atas tumbangnya rezim Assad justru diwarnai dengan aksi penjarahan. Ratusan warga ibukota Suriah Damaskus menyerbu istana mewah Assad untuk menjarah berbagai barang di sana. Sementara, sang tuan rumah sudah melarikan diri ke Rusia sehari sebelumnya.

Seperti dilansir dari BBC News dan AFP, sesaat setelah pasukan pemberontak merebut kota Damaskus, ratusan warga bersama puluhan tentara pemberontak menyerbu masuk ke dalam istana kepresidenan mereka menjarah berbagai perabotan didalamnya. Sedangkan ruang aula istana presiden dibakar. Bukan hanya itu, warga juga merobohkan patung ayah Assad, yakni Hafez al-Assad yang merupakan pendiri sistem pemerintahan Suriah yang diwariskan kepada putranya.

Kepala pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP bahwa Assad meninggalkan Suriah melalui bandara internasional Damaskus. Sementara Perdana Menteri Suriah Mohammed al-Jalali usai jatuhnya Damaskus, mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan setiap pemimpin yang dipilih rakyat Suriah.

Untuk diketahui, pasukan pemberontakan yang berhasil meruntuhkan rezim Assad sendiri adalah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang sebelumnya dikenal sebagai Front Jabhat Al Nusra yang pernah berkolaborasi dengan organisasi Al Qaeda. Organisasi HTS sendiri didominasi penganut Islam Sunni, yang berlawanan dengan penganut Syiah yang dianut Presiden Assad dan seluruh pengikutnya. Diketahui pula HTS disokong oleh pemerintah Saudi Arabia, Unit Emirat Arab, dan Turki.

Begitu rezim Assad runtuh, pasukan pemberontak langsung membebaskan seluruh tahanan politik di seluruh Suriah. Assad memang sangat reaksioner terhadap pengkritiknya, apalagi penentangnya. Dalam pernyataannya di televisi nasional, pasukan pemberontakan menegaskan bahwa Suriah adalah milik rakyat, bukan milik keluarga Assad. (Dra).

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain