Jakarta, Aktual.com – Komitmen Gubernur Riau Abdul Wahid dalam memperkuat hilirisasi pertanian daerah kembali ditegaskan. Salah satu langkah strategis yang ia dorong adalah percepatan pembangunan pabrik pengolahan sagu dan kelapa di Riau. Isu krusial ini disampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Hilirisasi Komoditas Perkebunan yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Rakornas tersebut menjadi forum penting untuk mempercepat hilirisasi berbagai komoditas unggulan perkebunan nasional, dengan tujuan meningkatkan nilai tambah produk pertanian, memperluas daya saing global, sekaligus mendorong kesejahteraan petani di daerah. Kehadiran para kepala daerah, termasuk Riau, menegaskan dukungan konkret terhadap kebijakan hilirisasi yang kini menjadi agenda prioritas nasional.
Dalam kesempatan itu, Abdul Wahid menjelaskan bahwa Riau memiliki potensi besar dalam pengembangan sagu dan kelapa, dua komoditas yang telah lama menjadi sumber ekonomi masyarakat. Karena itu, pendirian pabrik pengolahan di daerah diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi serta membuka lapangan kerja baru
“Insyaallah kita terus bergerak bagaimana meningkatkan hasil produksi petani, memperkuat nilai jual pertanian, dan menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Mudah-mudahan Rakornas ini menjadi pintu masuk bagi langkah nyata yang akan dirasakan petani langsung di lapangan,” ujar Wahid, Rabu (24/9/2025).
Lebih lanjut, Gubernur Wahid mengungkapkan bahwa dukungan penuh Kementerian Pertanian telah diberikan untuk merealisasikan pembangunan pabrik tersebut. Kementerian, kata dia, siap menghadirkan berbagai pihak yang dibutuhkan, mulai dari investor hingga mitra teknis, guna mempercepat terwujudnya industri hilir berbasis sagu dan kelapa di Riau.
“Dengan hadirnya pabrik, hasil pertanian kita tidak lagi hanya dijual dalam bentuk bahan mentah, tapi bisa diolah menjadi produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Ini sejalan dengan arah hilirisasi komoditas lokal,” tegasnya.
Tak hanya itu, Wahid juga menambahkan bahwa akan ada rapat lanjutan secara teknis yang membahas Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) sebagai persiapan pembangunan. Menurutnya, ketersediaan lahan, kesiapan petani, serta lokasi strategis menjadi faktor penting untuk memastikan program berjalan sesuai target.
“Ada orangnya, ada lahan, dan ada lokasi yang disiapkan. Insyaallah semua masih on the track,” ucapnya penuh optimisme.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dalam sambutannya menegaskan bahwa Rakornas Hilirisasi ini diharapkan mampu menjadi momentum transformasi sektor perkebunan nasional. Menurutnya, selain meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, forum ini juga membuka ruang investasi serta memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan, baik pusat maupun daerah.
“Dengan hilirisasi yang berjalan, Indonesia bukan hanya menjadi negara produsen bahan mentah, tetapi juga mampu menjadi pemain utama dalam industri turunan perkebunan. Dari sinilah kesejahteraan petani bisa semakin ditingkatkan,” ujar Amran.
Hilirisasi pertanian, khususnya di Riau melalui pabrik pengolahan sagu dan kelapa, kini menjadi bagian dari langkah nyata pemerintah daerah bersama pusat dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, mengurangi ketergantungan pada ekspor mentah, sekaligus mendorong kemandirian pangan dan energi berbasis lokal.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















