Jakarta, aktual.com – Presiden Prabowo Subianto langsung merespons maraknya kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang belakangan ini ramai terjadi di sejumlah daerah. Prabowo mengungkapkan, meski baru kembali dari kunjungan luar negeri, dirinya terus memantau perkembangan kasus keracunan tersebut selama tujuh hari terakhir.
“Saya baru dari luar negeri, 7 hari saya monitor ada perkembangan itu. Habis ini saya langsung akan panggil kepala BGN dengan berapa pejabat, kita akan diskusikan,” kata Prabowo, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (27/9).
Presiden menjelasakan, sejak awal pelaksanaan program MBG masih terdapat sejumlah kekurangan. Namun, Prabowo meyakini hambatan yang muncul dapat segera diperbaiki agar tujuan program dapat tercapai. Ia pun meminta masalah ini untuk tidak dipolitisasi.
“Jangan sampai ini dipolitisasi. Tujuan makan bergizi adalah untuk anak anak kita yang sering sulit makan. Mungkin kita ini makan lumayan, mereka itu makan hanya nasi pakai garam. Ini yang harus kita atasi. Untuk memberi makan jutaan pasti ada hambatan, rintangan, ini kita atasi,” paparnya.
Berdasarkan pantauan dari YouTube Sekretariat Presiden, Prabowo tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pukul 15.40 WIB. Prabowo disambut oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, Menpora Erick Thohir, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, dan Mensesneg Prasetyo Hadi. Selain itu, ada juga Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahaldia, dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Sebelumnya, dalam beberapa pekan terakhir, terjadi peningkatan kasus keracunan siswa dan ibu hamil usai mengonsumsi menu program MBG di sejumlah daerah hingga harus mendapat perawatan medis. Badan Gizi Nasional (BGN) langsung turun tangan memeriksa dapur dapur yang memasak MBG di tempat terjadinya keracuanan.
“Jika kami menemukan dapur yang tidak memenuhi juknis, operasionalnya akan langsung dihentikan. Tidak ada toleransi dalam hal ini,” katan Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang, jumat (26/9).
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















