Proyek-Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Jakarta, aktual.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya buka suara soal isu dugaan mark up dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Juru Bicara KPK Budi Prasetyo, memastikan bahwa perkara tersebut memang sedang ditangani lembaganya dan telah masuk ke tahap penyelidikan sejak awal tahun.

Meski begitu, ia menegaskan prosesnya masih berjalan dan belum bisa diungkap secara rinci. “Ya benar, jadi perkara tersebut saat ini sedang dalam tahap penyelidikan di KPK. Karena masih di tahap penyelidikan, informasi detil terkait progres atau perkembangannya belum bisa kami sampaikan secara rinci,” ujar Budi.

Menurutnya, tim penyelidik masih terus mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak untuk memperkuat data dan bukti. KPK juga membuka ruang bagi masyarakat yang memiliki informasi tambahan terkait dugaan penyimpangan dalam proyek transportasi nasional itu.

“Kami mengimbau kepada masyarakat siapapun yang memiliki informasi atau data bisa menyampaikan kepada KPK. Setiap informasi yang masuk tentu bisa menjadi pengayaan bagi tim untuk menelusuri dan mengungkap perkara ini,” jelasnya.

Budi menepis anggapan bahwa penyelidikan berjalan lambat karena kendala di lapangan. Ia mengatakan proses hukum seperti ini memang membutuhkan waktu agar hasilnya solid. “Sejauh ini tidak ada kendala. Kita berikan ruang dan waktu pada proses penegakan hukum yang sedang berjalan di KPK supaya benar-benar firm dalam menemukan informasi maupun keterangan yang dibutuhkan oleh tim,” ujarnya.

Meski begitu, Budi enggan membeberkan lebih jauh apakah penyelidikan ini benar berfokus pada dugaan mark up yang ramai dibicarakan publik. “Itu masuk ke materi penyelidikan, sehingga kami belum bisa menyampaikan substansi perkara ini,” katanya.

Ia juga belum bisa memastikan siapa saja pihak yang sudah dimintai keterangan, termasuk apakah jajaran direksi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sudah diperiksa. “Untuk tahap penyelidikan, kami tidak mempublikasikan pihak-pihak yang diminta keterangan maupun kegiatan lain yang dilakukan tim,” ucap Budi.

Budi menambahkan, pemeriksaan terhadap sejumlah pihak masih berlangsung dan perkembangannya akan disampaikan secara berkala sebagai bentuk keterbukaan kepada publik. Saat ditanya apakah jumlah orang yang diperiksa sudah mencapai belasan atau puluhan, Budi menolak menjawab.

“Belum bisa, itu termasuk yang belum bisa kami sampaikan. Namun kami pastikan, KPK terus menelusuri melalui pihak-pihak yang diduga mengetahui dan memiliki informasi untuk memperjelas perkara ini,” katanya.

Nama-nama besar pun ikut terseret dalam isu ini, termasuk mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ikut mengawasi proyek KCJB, serta mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meresmikan peluncuran Whoosh kala itu. Namun, Budi belum bisa memastikan apakah Luhut, Jokowi, dan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD akan dimintai keterangan.

“Ya, ini masih terus berprogres ya, artinya sudah dimulai diawali sejak awal tahun dan tentunya ini masih terus berjalan ya,” ujarnya.

Selain itu, KPK juga membuka diri terhadap informasi dari siapa pun, termasuk Mahfud MD yang sempat menyinggung dugaan masalah dalam proyek tersebut. “KPK sangat terbuka kepada pihak mana pun yang memiliki informasi, data, atau keterangan terkait perkara ini. Silakan disampaikan ke KPK melalui email, WBS, atau saluran pengaduan lainnya. Kami sangat terbuka,” kata Budi.

Budi juga belum bisa memastikan apakah penyelidikan akan rampung sebelum akhir tahun ini. Menurutnya, tim masih bekerja dan publik diminta bersabar menunggu hasil akhirnya. “Mari kita kawal bersama dan siapa pun yang memiliki data atau informasi pendukung bisa menyampaikannya ke KPK,” ujarnya.

Saat ditanya apakah penyelidikan ini terkait kerugian negara, Budi menegaskan hal tersebut masih menjadi bagian dari materi yang belum bisa dibuka ke publik. “Itu termasuk materi penyelidikan, jadi kami masih fokus dulu untuk menemukan unsur-unsur peristiwanya. Kita fokus dulu di situ,” tutupnya.

Penulis: Achmad

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi