Ilustrasi - Pedagang di pasar melayani pembeli
Ilustrasi - Pedagang di pasar melayani pembeli

Jakarta, Aktual.com – Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa pemerintah terus memantau potensi gejolak harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Pemerintah menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menjaga stabilitas harga, terutama di tengah musim hujan yang berpotensi memengaruhi produksi pangan.

Ia menjelaskan, inflasi pada November 2025 tercatat melambat menjadi 2,72 persen (year-on-year), sedikit lebih rendah dibandingkan Oktober yang berada di level 2,86 persen. “Perbaikan ini didukung langkah stabilisasi harga pangan yang terus konsisten dilakukan, sehingga beberapa harga komoditas mulai menurun seperti beras, cabai merah, dan daging ayam,” kata Febrio dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Pemerintah memastikan pasokan pangan tetap terjaga melalui penguatan stok dan cadangan, serta pelaksanaan operasi pasar untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok jelang akhir tahun.

Inflasi inti yang mencerminkan daya beli masyarakat tercatat stabil di 2,36 persen (yoy). Febrio menambahkan, meskipun terjadi sedikit kenaikan pada inflasi administered price, dampaknya terhadap perekonomian masih terkendali.

Menghadapi tekanan cuaca ekstrem, pemerintah juga menyiapkan langkah lebih agresif untuk memastikan kecukupan pasokan pangan. “Kami akan memastikan ketersediaan bahan pangan yang cukup dan menjaga harga tetap stabil di pasar,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah terus mendorong penguatan daya saing ekspor dan mendukung sektor padat karya untuk memperkuat perekonomian domestik. Kebijakan fiskal yang terarah juga terus digencarkan guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2025.

“Kita memperkuat pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang terarah, termasuk stimulus kuartal IV/2025. Sekaligus mendorong ekspor bernilai tambah dan menjaga ketahanan sektor padat karya agar dapat mengoptimalkan kontribusinya bagi ekonomi nasional,” jelasnya.

Febrio menegaskan, seluruh strategi tersebut diarahkan untuk menjaga inflasi tetap terkendali serta memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Penulis: Nur Aida Nasution

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi