Jakarta, Aktual.com — Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan pelaksanaan pemotongan DAM jemaah haji dilakukan di Indonesia. Menteri Haji dan Umrah RI, Mochammad Irfan Yusuf, menyebut opsi ini dapat memberikan manfaat besar, mulai dari efisiensi biaya hingga peningkatan gizi masyarakat melalui distribusi daging ke pondok pesantren.

Irfan menjelaskan bahwa jumlah jemaah yang wajib DAM setiap tahun sangat besar. “Ada sekitar 221 ribu jemaah yang wajib pemotongan kambing, dengan biaya sekitar 200 dolar AS per orang,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (3/12/2025).

Menurutnya, angka tersebut belum termasuk denda bagi jemaah yang melanggar ketentuan ringan. “Kami mendapat laporan hampir separuh jemaah melanggar satu sampai dua ketentuan. Nilainya bisa mencapai sekitar 480 juta dolar atau mendekati Rp1 triliun,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa apabila pemotongan DAM dilakukan di Indonesia, manfaatnya dapat dirasakan lebih luas. Daging hasil pemotongan dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama pondok pesantren. “Kalau dipotong di sini, pondok-pondok bisa langsung dapat asupan protein. Ini bisa meningkatkan gizi santri,” kata Irfan.

Pemerintah saat ini masih membahas skema tersebut dan akan berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Irfan juga menyebut beberapa negara telah mengizinkan pemotongan DAM dilakukan di negara asal jemaah. “Saya akan bertemu MUI untuk membahas ini lebih jauh, termasuk membandingkan dengan praktik negara lain yang sudah lebih fleksibel,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa keputusan final akan ditempuh dengan kehati-hatian. Pemerintah ingin memastikan kebijakan tetap sesuai syariat dan memberikan manfaat maksimal bagi jemaah maupun masyarakat di dalam negeri.

(Rachma Putri)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi