Kupang, Aktual.co — Sebanyak 60 rumah penduduk di Kelurahan Oesao, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Minggu (11/1) dini hari, terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
“Banjir tersebut merendam rumah warga di RT 16, 17 dan 18 , karena meluapnya Kali Oesao,” kata salah seorang Tokoh Pemuda Kabupaten Kupang yang juga warga Oesao, Elfrid Vaisal Saneh, saat dihubungi, Senin (12/1).
Selain merendam rumah warga, banjir juga meredam ratusan hektar Persawahan Lokman, yang sebagian besar sudah ditanami dan terancam gagal tanam.
Tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir membuat warga Oesao dan daerah sekitarnya waspada dan siaga, karena khawatir akan terjadi banjir seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Meski sejak siang kemarin tadi air sedikit surut, masyarakat Oesao dan daerah sekitar tetap siaga, karena tidak ingin kejadian seperti tahun 2012 terulang kembali. Saat itu ratusan rumah dan sawah warga terendam banjir dahsyat dengan ketinggian air lebih dari satu meter,” paparnya.
Menyangkut normalisasi Sungai Oesao, dia mengatakan, beberapa tahun lalu sudah diusulkan ke DPRD Kabupaten Kupang, tetapi belum mendapat respon dari pemerintah setempat. Dari kabupaten Malaka, akibat jebolnya tanggul penahan banjir  Sungai Benanain di sekitar Desa Fafoe  Sabtu pekan lalu, dua desa di Kacamatan Malaka Barat yakni Desa Sikun dan Oanmane, terendam banjir setinggi satu meter. “Kami terpaksa mengungsi ke rumah keluarga karena banjir akibat meluapnya Sungai Benanain, volumenya semakin meningkat menyusul banjir di daerah hulu di Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara,” kata Yulius Seran warga Oanmane.
Ketua Komisi V DPRD NTT, Winston Neil Rondo mengaku sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial Provinsi NTT untuk siaga. “ Hari Kamis nanti kami akan menggelar rapat kerja membahas kesiagaan menghadapi bencana, mencermati tingginya curah hujan saat ini. Pasalnya, ancaman dan resiko bencana masih sangat tinggi,” paparnya. 

Artikel ini ditulis oleh: