Jakarta, Aktual.com — Kebutuhan penyediaan rumah bagi masyarakat semakin tinggi. Selisih antara pemenuhan kebutuhan perumahan dengan yang tidak dapat terpenuhi atau yang lebih dikenal dengan backlog terbilang besar.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, backlog saat ini telah mencapai 11,6 juta. Pemerintah berupaya menekan backlog dengan membangun 4 juta unit rumah murah.

Namun upaya ini kemungkinan terkendala pembebasan tanah karena spekulan tanah masih berkuasa. Selain itu anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP, yang dipangkas menjadi Rp3,1 triliun dari semula dari Rp9,7 triliun serta sejumlah proyek infrastruktur yang tengah dikebut pemerintah.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch atau IPW Ali Tranghanda mengatakan, ada langkah lain yang dapat dipergunakan pemerintah dalam meminimalkan backlog yaitu dengan trobosan inovatif di sektor properti.

“Ada banyak model teknologi baru yang bisa diadopsi. Seperti rumah kayu dengan teknologi tinggi, tahan gempa, ati air dan dari sisi harga jauh lebih murah,” kata Ali kepada media ditulis, Selasa (15/8).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu