Langkah tersebut, kata Ali, dapat menjadi solusi yang tepat dan memadai untuk penyediaan rumah berkualitas, terjangkau, ramah lingkungan dan keberlanjutan.
Laporan McKinsey Global Institute atau MGI terbaru, saat ini terdapat 330 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia tinggal di perumahan di bawah standar. Sekitar 200 juta rumah tangga di negara berkembang tinggal di daerah kumuh.
MGI kemudian memperkirakan pada 2025, sekitar 440 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia setidaknya 1,6 miliar orang akan menempati perumahan yang tidak memadai, tidak aman, karena tidak punya akses finansial.
Agar prediksi MGI tidak terjadi, terobosan teknologi properti harus diadopsi. Sebagai contoh dengan menggunakan produk kayu kimia tahan api non-polusi dalam bahan bangunan rumah kayu menjamin keamanan rumah yang dibangun, baik tunggal maupun multi-lantai.
Berdasarkan hitungan McKinsey Global Institute, rumah yang terbuat dari kayu rekayasa jauh lebih murah daripada rumah beton dan bata dengan ukuran yang sama. Umumnya harga sekitar 30 persen lebih murah, efisiensi skala, pembuatan dan produksi otomatis, biaya pondasi lebih murah, konstruksi yang cepat dan biaya pembiayaan yang jauh lebih murah. Bahan-bahan ini juga tahan air, tahan cuaca, tahan rayap, shock-proof dan load-bearing.
Komponen rumah kayu yang didesain untuk dinding, pintu, atap dan lantai diproduksi di pabrik dan disatukan di lokasi, menjadikan proses membangun rumah berlangsung cepat, efisien dan dengan kualitas yang konsisten.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu