Jakarta, Aktual.com – Perubahan sikap kebijakan Menteri ESDM, Ignasius Jonan terhadap PT Freeport Indonesia (PTFI) dirasa sangat mengecewakan, pasalnya saat ini kebijakan Jonan dinilai semakin tunduk terhadap keinginan perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu.
Semula awal Jonan menjabat sebagi menteri ESDM, harus diakui bahwa Jonan mampu bersikap tegas terhadap Freeport. Bahkan dia berani mengatakan bahwa Freeport bukan ‘gajah namun melainkan hanyalah seekor sapi’.
Bahkan Jonan berani mengancam balik CEO Freeport-McMoran, Richard C. Adkerson untuk membawa kasus sengketa tambang di Papua Indonesia tersebut ke Mahkamah Arbitrase Internasional.
“Awalnya Jonan berani bahkan mengancam balik untuk membawa Freeport ke Mahkamah Arbitrase. Saat itu saya semakin semangat dan mendukung,” kata Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi, ditulus Jumat (18/8).
Lalu kemudian tindakan Jonan berbalik arah, secara perlahan-lahan ia memenuhi keinginan Freeport, sedangkan Freeport tidak satupun memberi kepastian atas keinginan Indonesia sebagaimana yang tertera di UU No 4 tahun 2009.
“Izin ekspor dikeluarkan, kemudian pemerintah juga telah memberi signal untuk memperpanjang kontrak Freeport, sementara divestasi dan pembangunan smelter tidak ada kepastian, ini tentu merugikan proses negoisasi,” timpalnya.
Oleh karenanya Fahmy Radhi mengaku heran dan bertanya-tanya perihal yang menyebabkan Jonan menjadi lemah terhadap Freeport.
“Sikap Jonan berubah total, dari berani, agak berani, dan sekarang menjadi takut. Saya nggak tahu apa sebabnya dia tidak seperti dulu, mungkin saja ada yang menekan Jonan,” pungkasnya.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs