Bukittinggi, Aktual.com – Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengintegrasikan nilai-nilai adat istiadat dalam kurikulum pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sebagai upaya untuk membangun karakter generasi muda di daerah tersebut.
Dalam filosofi adat Minangkabau yang menyatakan ‘Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah’ (adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Kitabullah), para tokoh adat, ninik mamak, dan bundo kandung cerdik pandai turut berperan sebagai guru tamu di sekolah-sekolah, memberikan langsung pemahaman mengenai nilai-nilai adat.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah agar pengetahuan tentang agama dan adat dapat ditanamkan sejak dini kepada para pelajar, memberikan dasar yang kuat dalam menghadapi masa depan di era teknologi.
Di Tahun Ajaran 2022-2023, Pemerintah Kota Bukittinggi telah melaksanakan program unggulan dalam bidang pendidikan dengan memasukkan muatan lokal berupa falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dalam kurikulum pendidikan dasar.
Muatan lokal ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pemahaman, keterampilan, dan rasa cinta terhadap lingkungan alam, sosial, budaya, dan spiritual di daerah mereka.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal yang akan mendukung pembangunan nasional.
Erman Safar menekankan bahwa muatan lokal ini dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, fleksibilitas penyelenggaraan, serta kemanfaatan untuk kepentingan nasional dan tantangan global.
Sebagai kota wisata, Bukittinggi memiliki banyak warisan budaya nenek moyang dan peninggalan dari masa penjajahan yang perlu dikenalkan kepada generasi muda.
Program ini diharapkan mampu menjaga dan mewariskan kekayaan budaya daerah kepada generasi mendatang.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Firgi Erliansyah