Jakarta, Aktual.com — Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah menyatakan harga kopi masih tertekan akibat kondisi pasar yang belum stabil.

“Harga kopi masih tertekan karena kondisi pasar belum stabil, selain itu panen kita cukup besar,” kata Ketua AEKI Jawa Tengah Mulyono Soesilo di Semarang, Minggu (3/1).

Menurut dia, saat ini harga kopi arabika jika dibandingkan dengan awal tahun mengalami penurunan sekitar 40 persen, sedangkan harga kopi robusta penurunannya sekitar 25 persen.

Saat ini harga kopi robusta sekitar Rp22 ribu/kg, sedangkan untuk arabika antara Rp50-60 ribu/kg.g Pihaknya berharap penurunan tidak lagi terjadi mengingat saat ini harga sudah berada di level rendah.

“Harapannya harga bisa mengalami kenaikan seiring dengan tingginya permintaan kopi dari pasar. Meski demikian, saya tidak yakin kenaikan harga akan terjadi secara signifikan mengingat hasil panenan belum normal,” katanya.

Diakuinya, kondisi saat ini cukup berbahaya bagi pasar kopi di Jawa Tengah. Jika ada permasalahan di proses suplai, bisa saja terjadi gejolak harga yang ekstrem.

“Saya pribadi memprediksikan kenaikan harga akan terjadi mulai semester dua tahun ini, meski demikian kenaikannya mungkin tidak lebih dari 20 persen,” katanya.

Sementara itu, Mulyono memprediksi hasil panen yang terjadi pada tahun ini kemungkinan akan terlambat akibat musim el nino.

“El nino ini mengakibatkan hujan turun terlambat, dampaknya adalah masa tanam kopi juga terlambat. Dengan begitu, masa panen kopi nantinya juga dipastikan terlambat,” katanya.

Jika biasanya panen dilakukan sekitar bulan April-Mei, untuk tahun ini diprediksikan masa panen akan dilakukan pada Juni-Juli.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka