Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui jumlah bangunan sekolah di Jakarta yang kondisinya tidak layak mencapai 47 persen, atau hampir setengahnya.
Lagi-lagi dia malah ‘mengkambinghitamkan’ urusan persoalan sekolah rusak dengan persoalan lain di sektor pendidikan di DKI, yakni pembelian UPS yang disebut bermasalah.
“Memang 47 persen sekolah jelek. Makanya saya bilang bagaimana kita bisa beli UPS,” ujar dia, di Balai Kota, Selasa (11/8) malam.
Namun keterangan berbeda justru disampaikan Dinas Pendidikan DKI.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman mengatakan usulan renovasi sekolah rencananya baru dilakukan di 2016 mendatang. Dia malah menyarankan sementara waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) dibagi jadi dua shift, pagi dan petang.
Mengapa tidak segera dikebut tahun ini?
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik DKI, Sarjoko di awal Februari lalu sudah menjawab. Yakni karena alokasi anggaran untuk perbaikan sekolah minim.
Kata dia saat itu, dari data Disdik DKI, di 2015 sebenarnya ada 212 gedung yang harus direhab total karena tingkat kerusakannya mencapai 60 persen dan berusia di atas 30 tahun.
Namun karena alasan anggaran minim, dipakailah skala prioritas. Rehab total baru dilakukan jika usia gedung di atas 30 tahun, rawan ambruk, tingkat kerusakan di atas 60 persen dan masih satu lantai.
Alhasil, hanya 41 gedung sekolah yang akan direhab total. Sedangkah rehab total dari tahun 2014 sebanyak 55 gedung. Lalu ada 193 gedung sekolah yang direhab berat dan rehab sedang 65 gedung.
Saat ini, Disdik DKI mencatat ada 1.710 gedung sekolah negeri tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK di Jakarta. Terdiri dari TK 9 gedung, SD 1.232 gedung, SMP 289 gedung, SMA 117 gedung, dan SMK 63 gedung.
Artikel ini ditulis oleh: