Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan posisi Indonesia dalam upaya mendorong penguatan pasar tenaga kerja yang dinamis saat World Economic Forum (WEF) sesi special meeting di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (28/4).
Indonesia menyiapkan berbagai langkah antisipasi yang komprehensif untuk berinvestasi pada pelatihan dan pendidikan, misalnya pendidikan pada usia dini, vokasi, serta penyiapan dan pelatihan para pencari kerja.
Airlangga juga menekankan pentingnya UMKM sebagai bagian dari upaya penciptaan lapangan kerja di Indonesia, sekaligus mengungkapkan keberhasilan Undang-Undang Cipta Kerja yang efektif mengurangi hambatan investasi domestik dan asing.
“Tercatat, peningkatan rata-rata PMA (penanaman modal asing) mencapai 29,4 persen dalam lima kuartal setelah penerapan UU tersebut,” kata Airlangga seperti dikutip dari keterangannya di Jakarta, Senin (29/4).
Menyinggung UMKM, Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa implementasi kebijakan publik dengan pemberian insentif pembiayaan yang inklusif, bantuan teknis, dan pemerataan infrastruktur digital menjadi salah satu upaya prioritas pemerintah, termasuk dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Di samping itu, Airlangga juga mengemukakan pentingnya digitalisasi dalam menjawab permasalahan pasar tenaga kerja bagi generasi muda saat ini.
“Indonesia menggunakan digitalisasi sebagai new engine of growth dan edukasi dalam mendukung digitalisasi seperti kerja sama dengan IBM dan Apple Academy,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Airlangga juga membeberkan program Merdeka Belajar yang mana para pelajar bisa memiliki pengalaman magang.
Selain itu, terdapat insentif super deduction untuk kegiatan riset dan berbagai insentif pajak lainnya untuk pendidikan.
Ia juga mengungkapkan besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja.
“Indonesia itu negara besar, jika diproyeksikan ke Eropa, akan membentang dari Irlandia ke Kazakhtan. Penduduk Indonesia besar dan tiap tahun lahir penduduk baru hampir 5 juta orang. Oleh karena itu, Indonesia harus menyiapkan paling tidak 5 juta pekerjaan juga setiap tahunnya,” sebutnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan