Jakarta, Aktual.com – Keluarga merupakan bagian terkecil dalam suatu masyarakat, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Meskipun demikian ada juga keluarga yang hanya terdiri dari ayah dan ibu dalam sebuah rumah tangga.
Dengan begitu membangun dan menghidupkan rumah tangga menjadi perkara yang amat penting. Bahkan keluarga pun menjadi basis utama pembangunan peradaban. Dengan begitu bahwa siapa yang telah mengabaikan keluarga, maka ia pun ikut mengabaikan masyarakat. Hal tersebut kerap kali dianggap sepele, sehingga kita tak sungguh-sungguh memahami tujuan hakiki membangun rumah tangga.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”, [Q.S. A-Tahrim/66: 6]
Untuk itu kita yang telah berkeluarga sebaiknya memiliki visi yang bisa sujud secara berjamaah. Hal tersebut dikarenakan apabila pasangan suami atau pun istri pilihan kita tak mau sujud, jangan pernah berharap ada kebahagiaan dunia akhirat.
Karena sejatinya, pernikahan menjadi salah satu cara terbaik untuk mengingat kebesaran Allah SWT dengan segala hikmah yang terkandung di dalamnya.
Firman Allah SWT:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan, segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”[QS adz-Dzaariyat/51: 49]
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” [QS adz-Dzaariyat/51: 56].
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya maka pilihlah yang beragama.” (HR Muslim dan Tirmidzi).
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya maka tidak akan pernah pernikahan itu diberkahi-Nya. Siapa yang menikahi wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya. Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan. Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya. Namun, siapa yang menikah karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi berkah dan menambah keberkahan itu padanya.” (HR Thabrani).
Jika kita yang telah berkeluarga melakukan semuanya karena Allah Ta’ala dan bersujud kepadaNya, niscaya keluarga atau pun rumah tangganya akan harmonis. Jika pun ada krisis, terjadi hanya sebentar saja karena iman dan akhlak yang menyelesaikan. Tampak kebesaran Allah SWT dalam keluarga yang sujud. Saling menasihati dalam kebaikan dan kebenaran. Saling menerima dan memaafkan kekurangan masing-masing. Keluarga yang sujud akan memberi anak-anak yang baik di masyarakat. Masyarakat yang baik dapat membangun fondasi kehidupan berbangsa yang baik pula.
Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kamu memperbanyak sujud. Karena sesungguhnya, engkau tidak sujud kepada Allah dengan sekali sujud kecuali Allah akan mengangkatmu dengan sujud tersebut satu derajat dan menghapus kesalahanmu.” (HR Muslim).
Bila tiap muslim memperhatikan dan melaksanakan dengan baik apa yang ditetapkan dan digariskan oleh syariat agama niscaya ia akan mendapatkan kelurusan dan ketenangan dalam hidup termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Wallahu ta`ala a`lam bishawwab.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid