Perform dengan nilai terburuk diperoleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dengan skor 1-2 dari rentang nilai 0-10, disusul oleh Menteri Pendidikan, Menteri Risetdikti, dan Jaksa Agung.
Pendiri Concern, Prof Hermawan “Kikiek” Sulistyo, Ph.D, mereka yang buruk performnya selama memimpin kementrian, sama sekali tidak pantas untuk diangkat menjadi menteri.
“Kalau Presiden masih mengangkat menteri-menteri yang buruk kinerjanya tersebut, selesai Jokowi. Kami melakukan ini supaya dalam lima tahun kedepan masyarakat tidak dibuat menderita oleh pejabat yang tidak cakap,” kata peneliti LIPI ini.
“Intinya kami tidak ingin pejabat yang brengsek kembali diangkat, baik jadi menteri maupun pejabat lainnya, karena dia akan bikin lembaganya tidak perform,” kata Kikiek.
Para akademisi sepakat, bahwa penilaian ini diberikan kepada masing-masing pejabat, bukan kepada lembaganya. Hal itu dilakukan, karena kapasitas orang perorang itulah yang menentukan bagaimana kontribusi mereka terhadap masyarakat.
“Kita ini kan end user-nya. Kebijakan mereka kan berimplikasi kepada kita. Jadi yang kita nilai memang orangnya, bukan lembaganya,” kata Kikiek.
Para meneteri yang mendapat nilai maksimal 5 di antaranya adalah Menteri Pertahanan, Mensesneg, Mendagari, Menko Polhukam, Menkumham, Menteri ESDM, Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Pariwisata, Menteri Agraria dan Tata Ruang dan Menteri BUMN.
Artikel ini ditulis oleh: