“Misalnya kalau kita berkendara di kota itu kan paling sehari 100km dari rumah ke kantor dan balik lagi ke rumah. Kalau kita punya satu kendaraan listrik, setelah diisi ulang sampai (menempuh) 200km, apakah bisa sampai lagi ke rumah?” ujarnya.

Guna meraih target 20 persen mobil listrik nasional pada 2025, Nur berpendapat agar pemerintah dapat mengintensifkan program perpindahan pengguna kendaraan konvensional kepada listrik setelah sarana dan prasarananya terpenuhi.

Kendati demikian, tantangan lainnya dalam membangun ekosistem mobil listrik adalah menciptakan pasarnya sehingga produk itu bisa berkembang di Tanah Air.

“Karena kan belum ada kepastian mengenai apakah ada pasarnya atau tidak. Regulasinya seperti apa. Itu kan belum ada kepastian,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh: