Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT RNI (Persero) Ismed Hasan Putro menyebut bahwa para pabrikan gula BUMN diperkirakan merugi Rp1 triliun akibat jatuhnya harga lelang gula lokal di tingkat petani. Harga lelang jatuh pada titik terendah mencapai Rp 7.800/Kg atau 8 persen di bawah harga patokan petani (HPP).
“Harga gula saat ini anjlok. Terakhir harga gula lelang hanya Rp7.800 per kg jauh lebih rendah dari HPP gula kristal putih (GKP) Rp8.500 per kg. Ini kasus di PTPN XIV Sulawesi Selatan,” kata Ismed di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (20/10).
Menurutnya, salah satu faktor pemicu jatuhnya harga lelang gula lokal adalah serbuan gula rafinasi impor ke pasar tradisional.
“Seharusnya gula rafinasi hanya masuk ke pasar industri seperti industri makanan dan minuman,” ucapnya.
Ia melanjutkan, pihaknya mencatat hingga sekarang stok gula lokal masih cukup besar jumlahnya 1,2 juta ton. Di sisi yang lain stok gula rafinasi impor juga cukup besar mencapai 2,5 juta ton hingga 2,6 juta ton. Paling besar stok persediaan gula lokal ada di provinsi Jawa Timur dengan jumlah 500.000 ton dan belum laku terjual.
“Seluruh pabrik gula BUMN jumlahnya ada 52, yang beroperasi 32, rugi sekitar Rp1 triliun akibat serbuan gula rafinasi impor. Faktanya banyak BUMN gula sekarang yang membayar karyawan dan vendor bisnis dengan gula bukan dengan uang karena gula mereka tidak bisa diserap pasar karena dikuasai gula rafinasi impor,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka