Jakarta, Aktual.co — Pemecatan seorang wartawan radio Meksiko, yang laporannya tentang rumah mewah ibu negara, memicu kemarahan di kalangan pendukungnya, yang menyebut pemecatan itu sebagai penghinaan terhadap kebebasan berbicara.
Carmen Aristegui secara terbuka bermusuhan dengan perusahaannya, MVS Radio, dalam beberapa hari belakangan setelah dua wartawan investigasinya dipecat perusahaan tersebut.
Dia mengeluhkan pemberhentian itu dalam siaran langsung, Jumat (13/3), menuntut rekan-rekannya dipekerjakan kembali dan meratap tentang penguasa otoriter di negeri itu.
MVS mengatakan kedua wartawan itu telah dipecat karena menggunakan nama perusahaan tanpa izin dalam partisipasi mereka dalam MexicoLeaks, sebuah laman yang dibuat oleh kelompok sipil dan media lainnya untuk menerima bocoran dokumen yang menunjukkan tindakan korupsi.
MVS mengatakan bahwa ia melepas Aristegui karena dia telah menetapkan syaratnya untuk tetap bergabung dengan perusahaan itu adalah bila dua wartawan itu dipekerjakan kembali.
Dalam pernyataan, MVS mengatakan tidak bisa mengizinkan salah satu kolaborator untuk “memaksakan syarat dan ultimatum pada manajemen”.
Tim investigasi Aristegui mengungkapkan tahun lalu bahwa istri Presiden Enrique Pena Nieto, mantan bintang sinetron Angelica Rivera, telah membeli sebuah rumah mewah di Mexico City dari kontraktor pemerintah.
Cerita itu memicu dugaan benturan kepentingan, yang presiden bantah, namun telah menambah masalah bagi Pena Nieto yang saat itu tengah menghadapi protes atas dugaan pembantaian 43 mahasiswa yang hilang.
Juru bicara Pena Nieto tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar tentang pemecatan Aristegui itu.
Pendukungnya menyuarakan ketidakpuasan mereka di media sosial, dengan hashtag #InDefenseOfAristegui2 (#EndefensadeAristegui2) yang menjadi topik terhangat di Twitter di Meksiko.
“Carmen Aristegui adalah suara penting dalam kehidupan masyarakat kami. Kepergiannya dari MVS merupakan kerugian serius dari kebebasan berbicara di Meksiko,” kata sejarahwan terkemuka Enrique Krauze di Twitter, dikutip AFP, Senin (16/3).
Laman stasiun radio itu sempat diretas pada Sabtu (14/3), dengan pesan meminta maaf atas pemecatan Aristegui dan dua wartawannya.
Artikel ini ditulis oleh:

















