Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi memadati jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Ribuan massa ini menuntut penuntasan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama menginap di Masjid Istiqlal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Aksi bela Islam pada 4 November 2016 menjadi hari penting bagi Bangsa Indonesia, khususnya warga muslim. Jutaan massa akan melakukan pergerakan di satu titik sentral kekuasaan Republik Indonesia, yakni di sekitar Monumen Nasional (Monas) dan Istana Negara, Jakarta Pusat. Menyikapi hal tersebut, Masyarakat Relawan Indonesia turut serta membantu dan melaksanan aksi dengan menurunkan tim medis dan logistik.

“Keterlibatan MRI terkait masalah-masalah kemanusiaan yang akan timbul karena pergerakan massa dalam jumlah yang masif dari satu titik. Seperti juga aksi-aksi unjuk rasa yang kerap terjadi di ibukota negara, yang berjumlah ratusan, ribuan atau bahkan mencapai angka jutaan terdapat selalu dampak yang selalu muncul, yakni masalah-masalah kemanusiaan. Bahkan, apabila unjuk rasa berjalan damai sekalipun, dampak ini akan selalu muncul. Misalnya, demonstran yang mengalami dehidrasi, pingsan karena akibat berdesak-desakan, kepanasan, kehujanan, atau memaksakan ikut unjuk rasa padahal kondisi fisik tidak fit,” ujar Direktur MRI Dwiko Hari Dastriadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (4/11).

Bahkan, lanjutnya, bagi peserta yang sudah lanjut usia, kisaran 40 tahun ke atas, berisiko untuk mengalami stroke, kecapekan, hipertensi, diabetes ketika melakukan aksi tersebut.

Persiapan yang tidak memadai juga meningkatkan risiko menimbulkan masalah kesehatan. Misalnya, bagi yang tidak sempat sarapan, bisa saja mengalami kembung, gejala maag, dan mual.

“Oleh karenanya, bagi para peserta unjuk rasa, kami anjurkan untuk sarapan dengan menu yang sehat,” ujar Dwiko.

Untuk meminimalkan risiko-risiko kemanusiaan lebih jauh, lanjut Dwiko. MRI menerjunkan sejumlah armada termasuk 1 unit ambulans, mobil logistik dan sejumlah sukarelawan medis, diantaranya; 3 dokter, 4 perawat, dan 15 paramedis. Rencananya Tim Medis MRI akan siaga di sekitaran Bundaran Patung Kuda, Jakarta.

“Posisi ini cukup strategis, memudahkan untuk memberikan pertolongan bagi peserta unjuk rasa yang mengalami masalah gawat darurat fisik maupun psikis. Karena lokasi siaga kami dekat dengan rumah sakit terdekat yakni Rumah Sakit Budi Kemuliaan, di Jalan Budi Kemuliaan No. 25, Jakarta Pusat,” pungkasnya.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka