Ilustrasi demo anti Trump (Foto: Istimewa)
Ilustrasi demo anti Trump (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Ribuan perempuan turun ke jalan di berbagai kota negara-negara Eropa, bergabung dengan ‘saudara-saudara mereka di Asia yang melancarkan aksi menentang presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump.

Dengan mengibar-ngibarkan spanduk bertuliskan ‘Hubungan khusus, katakan tidak’ dan ‘Perempuan kotor bersatu’, para pengunjuk rasa berkumpul di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Lapangan Grosvenor, London, sebelum mengarah ke Lapangan Trafalgar untuk mengikuti demonstrasi.

 

Banyak pesohor, termasuk aktivis Bianca Jagger, penyanyi Charlotte Church dan aktor Ian McKellen menyatakan dukungan mereka terhadap protes di media sosial.

Di Eropa, aksi unjuk rasa juga berlangsung di Berlin, Paris, Roma, Wina, Jenewa dan Amsterdam.

Demonstran yang turun ke jalan di Wina berjumlah 2.000 orang, menurut perkiraan yang dikeluarkan kepolisian dan para penyelenggara. Namun, suhu di bawah nol derajat Celcius secara cepat mengurangi jumlah tersebut hingga hanya ratusan orang.

Di Afrika, ratusan orang menggelar unjuk rasa di hutan kota Nairobi, Karura Forest. Mereka melambai-lambaikan poster serta menyanyikan lagu-lagu protes Amerika.

Salah seorang peserta demonstrasi, Emily McCartney (28 tahun), mengatakan ia merasa presiden AS yang baru tidak menghormati hak-hak perempuan dan kaum gay.

“Dalam waktu 30 menit dari pelantikan, mereka telah menghapus hak-hak LGBTQ dari laman Gedung Puith,” katanya.

Banyak pengunjuk rasa juga merasa marah atas komentar-komentar yang dilancarkan Trump terkait imigran dan Muslim, juga ketidaktertarikan pengusaha properti New York itu terhadap masalah lingkungan.

Di Sydney, kota terbesar Australia, sekitar 3.000 perempuan dan laki-laki melancarkan protes di Hyde Park sebelum berjalan menuju konsulat AS di pusat kota. Sementara itu menurut para penyelenggara, 5.000 orang juga mengikuti demonstrasi di Melbourne.

Di Selandia Baru, aksi unjuk rasa berlangsung di empat kota dan diikuti sekitar 2.000 orang, kata petugas penyelenggara bernama Bette Flagler kepada Reuters.

Di kota-kota Asia lainnya, demonstrasi antara lain digelar di Tokyo. Aksi di Tokyo itu diikuti ratusan orang, termasuk pekerja asal Amerika Serikat.

 

*Ant

Artikel ini ditulis oleh:

Antara