Jakarta, Aktual.com – Syekh Ibnu Athaillah Assakandary berkata:

لَا تَسْتَغْرِبْ وُقُوْعَ الأَكْدَارِ – مَا دُمْتَ فِي هَذَا الدَّارِ – فَإِنَّهَا مَا أَبْرَزَتْ إِلَّا مَا هُوَ مُسْتَحِقٌّ وَصْفَهَا ، وَوَاجِبٌ نَعْتُهَا

Artinya: “Jangan merasa heran jika engkau menjumpai banyak ‘kotoran’ selama engkau masih hidup di dunia ini. Sebab dunia memang tempat untuk menampakkan hal-hal yang memang layak disifati dengan kekotoran itu. Hal-hal yang memang seharusnya digambarkan demikian. “

Sudah lazimnya dunia memang tempat al-Akdar, yaitu sesuatu yang selalu saja membuat kita menderita dan bingung, sebab substansi dari kehidupan di dunia ini adalah kebendaan (material), dan semua yang material tidak terlepas dari kotoran dan potensi kegelisahan.

Maka dari itu, sebuah konsekwensi logis dari kehidupan adalah merasakan penderitaan, kegundahan, cobaan, masalah, dan perkara-perkara yang tidak membuat nyaman hati kita.

Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan dalam hikmah ini agar hendaknya seorang salik tidak merasa heran dengan hal-hal tersebut, sebab memang akhirat-lah tempat untuk merasakan kenikmatan dan kenyamanan.

Syekh Said Ramadhan al-Buthy menjelaskan tentang hikmah apa yang Allah Swt. berikan atas hamba-hamba-Nya dengan cobaan yang bermacam-macam tersebut?

Pertama, bahwa Allah Swt. sengaja menjadikan dunia ini sebagai area khusus penggemblengan diri kita. Kedua, agar manusia sadar jika kehidupan dunia ini hanya sementara. Jadi, segala macam-macam ujian di dalamnya pun juga bersifat sementara. Sebab setelah itu Allah telah menyiapkan fase berikutnya; yaitu alam akhirat. Nah, di akhirat inilah inti kehidupan sebenarnya berada.

Laporan: Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid