Semakin banyak muatan yang dibawa, semakin repot dan sibuk juga ia memenuhi keinginan-keinginannya.

Ini bisa dianalogikan seperti penumpang pesawat terbang, semakin banyak bagasi yang dibawa, pikiran dan fokus si penumpang akan terpecah dan was-was jikalau saja barang-barang tersebut hilang atau rusak.

Dalam hal ini, Ibnu Ajibah berkata:

اَلرَّاحِلُ مَعَ التَّكْبِيْلِ لَايَجْتَمِعَانِ

Artinya: “Perjalanan dan Attakbil (sesuatu yang mengganggu perjalanan tersebut) tidak akan pernah bisa menyatu.”

Dalam bahasan logika, berkumpulnya dua hal yang berlawanan adalah hal yang mustahil. Gelap tidak mungkin ada bersama terang, diam mustahil ada bersama gerak, dan lain-lain.

Begitu pula perjalanan menuju Tuhan. Perjalanan suci untuk mendapatkan cahaya-Nya tidak bisa dilalui dengan kegelapan hati atas banyaknya keinginan-keinginan hati.

Karena bagaimanapun hati seseorang condong dan terikat dengan sebuah hal, walaupun itu sesuatu yang halal dalam agama, maka ia akan terbelenggu olehnya.

Laporan: Mabda Dzikara

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid