Jakarta, Aktual.com – Syekh Ibnu Athaillah berkata:
لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ
Artinya: “Janganlah keterlambatan datangnya pemberian Tuhan dalam memberikan apa yang kau minta, sementara engkau sudah berdoa begitu lama, membuatmu putus asa. Sebab, Tuhan pasti mengabulkan permintaanmu dengan cara yang Dia pilih, bukan dengan cara yang engkau pilih. Dia akan mengabulkan permintaan itu pada waktu yang Dia kehendaki, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki.”
Doa adalah sebuah bentuk dari ibadah hamba kepada Tuhannya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya bahwa setiap seorang hamba memohon dan berdoa kepada-Nya, pasti Dia kabulkan. Allah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya: “Dan Tuhan kalian telah berkata: ‘Memohonlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya untuk kalian.’” [QS Ghafir:60]
Seorang salik sejati, tentunya lebih yakin kepada apa yang telah digariskan Allah SWT untuk dirinya daripada apa yang ia usahakan.
Jika seorang hamba telah melakukan usaha dan berdoa kepada Allah SWT dengan benar dan sungguh-sungguh, namun permintaannya tersebut seolah belum dikabulkan oleh Allah SWT, disanalah terdapat ruang kosong pengetahuan yang layaknya kita pahami dan renungkan.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid