Setiap doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT, pasti dikabulkan. Hanya saja Allah SWT lebih mengetahui kebutuhan dan kesiapan hamba-Nya, kapan dan bagaimana hal tersebut dapat direalisasikan. Seorang salik hendaklah sabar dan tidak terburu-buru dalam menunggu apa yang telah digariskan oleh Allah SWT.
Hikmah yang diungkapkan oleh Syekh Ibnu Athaillah ini juga mengambarkan bagaimana kondisi kejiwaan mayoritas kaum beriman ketika menghadapi hal-hal tersebut di atas. Bahkan, kadang kondisi seperti ini menjadikan seseorang tidak lagi percaya kepada Tuhannya.
Seorang hamba yang memohon, memohon, dan memohon kepada Tuhannya, tetapi permintaan tersebut belum juga terwujud. Situasi ini kadang menimbulkan pertanyaan pada dirinya: ‘Jika Tuhan Maha Mendengar, Maha Mengetahui, kenapa permintaanku tak didengar dan diketahui-Nya?’
Pertanyaan semacam itu sah-sah saja. Namun hendaklah jika kita meminta kepada Tuhan dan belum terkabul, kita mesti mengatakan kepada diri kita: ‘Jangan-jangan Tuhan mengabulkan doaku dengan cara yang lain; bukan dengan cara yang aku kehendaki. Dia lebih tahu hal yang terbaik buat diriku.’
Syekh Ibnu Ajibah pengarang kitab îqadh al-himam fi syarh al-hikam mengatakan:
وَلَا تَحْرِصْ فَإِنَّ الْحِرْصَ تَعَبٌ وَمَذَلَّةٌ
Artinya: “Dan janganlah engkau sangat menginginkan sesuatu, sesungguhnya sikap tersebut membuatmu lelah dan sengsara.”
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid