Direktur Utama PT Pertamina baru Elia Massa Manik, saat akan konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (16/3). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham mayoritas PT Pertamina (Persero) telah memutuskan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama Pertamina mulai 16 Maret 2017. Pengangkatan Elia Massa Manik sesuai dengan surat bernomor SK-52/MBU/03/2017 tentang pengangkatan anggota direksi perseroan Pertamina. AKTUAL/Tino Oktaviano
Direktur Utama PT Pertamina baru Elia Massa Manik, saat akan konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (16/3). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham mayoritas PT Pertamina (Persero) telah memutuskan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama Pertamina mulai 16 Maret 2017. Pengangkatan Elia Massa Manik sesuai dengan surat bernomor SK-52/MBU/03/2017 tentang pengangkatan anggota direksi perseroan Pertamina. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik mengatakan akibat penugasan pemerintah berupa program BBM Satu Harga, penahanan harga jugal Premium, akan mengurangi agresivitas bisnis Pertamina.

Kemudian dia mengakui argumentasi pemerintah yang menyatakan bahwa conversi dari kebijakan sektor hilir pemerintah berupa BBM Satu Harga dan menahan harga jual agar tidak naik, lalu diganti dengan pemberian Blok Mahakam dan beberapa bolk terminasi lainnya, namun tegas Massa, yang perlu dicamkan bahwa hasil prosuksi blok Mahakan baru diperoleh Pertamina pada 2018.

Lagi pula, lanjut Massa, Pertamina mesti menggelontor sejumlah uang terlebih dahulu untuk investasi pengeboran sumur sebagai upaya menahan laju penurunan produksi saat blok itu di alihkelolakan kepada Pertamina.

“Kita masih survive (laba menurun), kalaupun misalanya dengan kebijakan BBM Satu Harga, lalu harga gak naik. Yes, kita survive. Tapi dampaknya nanti kedepan,” kata Elia Massa Manik di Jakarta, Kamis (2/11).

“Hulu kan kita juga dikasih, iya betul. Tapi kan itu baru nanti. Mahakam aja baru kita operasikan 2018. Itu barang gak kita jual, kita gunakan. Untuk Mahakam saja 2018, kita butuh Capex 700 juta USD. Ini sepnding, kalau gak gitu ya turun nanti,” tutur dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Andy Abdul Hamid