Jakarta, Aktual.com – Terungkap nota dinas Direktur Human Capital Management PLN, Muhamad Ali bernomor No: 00070 /SDM.01.04/DITHCM/2017 menekankan kepada pegawai agar mengkampanyekan peralihan atau konversi ke energi listrik.
Seruan ini bertujuan mendorong pertumbuhan penjualan listrik sehingga surplus daya listrik yang dimiliki oleh PLN bisa terserap. Bahkan masyarakat kategori Rumah Tangga akan “dipaksakan” menambah daya ke yang lebih tinggi, karena kategori 900-2.200 VA akan ditiadakan, dan minimum pelanggan kategori 4.400 VA.
“Pegawai diharapkan mendukung konversi energi ke energi Iistrik, diantaranya dengan menggunakan kompor Iistrik, motor listrik, sepeda listrik, mobil listrik, water heater Iistrik, oven listrik, dan Iain-lain,” isi nota tersebut.
“Pegawai ikut mengkampanyekan pola perubahan kebiasaan menggunakan energinya melalui media sosial,” tegas surat tersebut kepada pegawai.
Menanggapi hal itu, Ketua LSO Energi PP KAMMI, Barri Pratama mengatakan bahwa aksi yang dilakukan oleh Direktur PLN mencerminkan kepanikan perusahaan akibat kelebihan daya.
Dengan program pembangunan pembangkit 35.000 MW yang ternyata tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi, praktis perkiraan proyeksi serapan daya listrik menjadi meleset.
Padahal di satu sisi, dengan sistem take or pay, PLN harus bayar kepada Independen Power Producer (IPP) atau pembangkit swasta kendati daya yang disalurkan tidak sepenuhnya terserap oleh konsumen.
“PLN mengalami kepanikan karena kelebihan daya dan mesti bayar ke IPP walau daya tersebut tidak terserap. Artinya ini menjadi potensi lost bagi PLN. Sebab itu PLN mencari cara mendorong peningkatan konsumsi listrik di tengah ekonomi yang melambat,” ujar Barri.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta