Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto memberikan keterangan pers terkait likuidasi Petral Group di Jakarta, Senin (4/4). Pertamina telah melakukan formal likuidasi Petral Group yang terdiri dari Zambesi, Petral dan PES pada Februari 2016 lalu sehingga lebih cepat dari target sebelumnya yakni Juni 2016. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras/16.

Jakarta, Aktual.com — PT Pertamina (Persero) dan Rosneft Oil Company (BUMN asal negara Rusia) secara resmi telah menandatangani framework agreement terkait dengan rencana kerjasama Grass Root Refinery Tuban serta bisnis sektor hulu migas (Up Stream).

Penandatanganan ini dilakukan oleh Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi dengan pihak Rosneneft yakni Didier Casimiro. Rachmad mengatakan bahwa Pertamina telah melakukan proses seleksi yang ketat dalam memutuskan mitra untuk membangun kilang tuban.

“Kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik dengan Rosneft sebagai mitra di Tuban,” tutur Rachmad di gedung utama Pertamina Jl Medan Merdeka Jakarta, Kamis (26/5)

Adapun yang turut hadir dalam acara tersebut diantaranya Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Menteri BUMN, Rini Soemarno. beserta Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjpto.

Dwi Soetjpto menambahkan ada enam alasan memilih Rosneft sebagai mitra pembangunan kilang tuban, yakni dia menilai Rosneft mampu mensupply minyak mentah untuk keberlangsungan produksi kilang yang akan dibangun.

Selanjutnya aspek finansial, Rosneft cukup meyakinkannya, ditambah pengalaman yang memadai dalam melakukan pembangunan, dan ahli dalam pengolaan kilang yang telah diperhitungkan oleh mancanegara.

Dan tak kalah penting menurut Dwi, strategi Rosneft sejalan dengan apa yang dicanangkan oleh Pertamina, sehingga dia tidak ragu atas terpilihnya Rosneft sebagai mitra usahanya.

“Saya sampaikan ada enam alasan yaitu kemapuan mensupply crude oil, Aspek finansial kuat, Pengalaman kilang, Pengalaman go internasional, pengelaman membangun dan  Strategi yang sejalan dengan pertamina,” tukasnya.

Dwi kembali menegaskan tahapan prosesnya pada tahun 2017 direncanakan selesai engineering 2019, groud breaking dan tahun 2021 sudah melakukan aktivitas up stream.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka