Jakarta, aktual.com – Alumni Universitas Islam Bandung (Unisba), Johan Jauhari Anwari, menyampaikan kecaman keras terhadap aksi penyerangan aparat keamanan ke arah kampus Unisba dan Unpas Bandung pada Senin malam, 1 September 2025. Menurutnya, tindakan tersebut telah melukai marwah kampus sebagai ruang intelektual.
“Saya mengecam keras serangan aparat terhadap kampus Unisba dan Unpas Bandung pada Senin malam, 1 September 2025. Kampus adalah ruang suci pencarian ilmu dan laboratorium perjuangan mahasiswa yang tidak boleh dinodai kekerasan dalam bentuk apapun,” kata Johan dalam konferensi pers, Selasa (2/9).
Lebih lanjut, Johan menilai bahwa insiden tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari upaya terorganisir yang ingin memanfaatkan situasi. Menurutnya, kelompok tersebut ingin mengacaukan stabilitas bangsa dengan memprovokasi mahasiswa agar kehilangan arah perjuangan.
“Perlu ditegaskan, ada upaya sistematis dari para perusuh pengkhianat bangsa yang berusaha menunggangi situasi ini. Mereka menghendaki pesta kerusuhan tidak segera berakhir sebelum tujuan busuk mereka tercapai, bahkan berharap diamini Presiden Prabowo Subianto. Tujuan mereka jelas, ingin Indonesia tidak damai, tidak sejahtera, dan tidak bersatu,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa tindakan provokatif tersebut dilakukan untuk mengaburkan tujuan mulia gerakan mahasiswa, ia menekankan bahwa mahasiswa harus waspada agar tidak terjebak dalam skenario pihak-pihak yang ingin memperkeruh keadaan.
“Cara kotor itu dilakukan dengan mengotori kemurnian gerakan mahasiswa bersama rakyat yang sejatinya menegakkan keadilan dan kesejahteraan. Mereka ingin merusak kesucian gerakan mahasiswa dengan provokasi, memancing amarah, agar mahasiswa bertindak di luar kendali dan terseret pada tindakan anarkis,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Johan juga menyampaikan seruan langsung kepada mahasiswa untuk tetap menjaga etika perjuangan agar aspirasi mereka dapat diterima secara bermartabat oleh pemerintah.
“Saya menyerukan kepada seluruh mahasiswa Unisba dan Indonesia: jangan berhenti bersuara! Laksanakan tujuan hidup sebagai Mujahid, Mujtahid, dan Mujadid. Teruslah berjuang hingga cita-cita gerakan tercapai. Sampaikan aspirasi rakyat kepada Presiden Prabowo selaku pengendali pemerintahan dengan cara-cara yang baik, santun, dan bermartabat,” katanya.
Selain itu, Johan juga menekankan pentingnya kekuatan spiritual dalam perjuangan mahasiswa, ia menilai bahwa dampak buruk dari tindakan represif aparat menjadi pengingat agar gerakan mahasiswa tetap bersih dari infiltrasi pihak luar.
“Di setiap langkah perjuangan, mari awali dengan istighosah dan doa bersama, memohon agar Indonesia tetap damai, bersatu, dan sejahtera. Insiden penembakan gas air mata oleh aparat ke arah Kampus Unisba dan Unpas pada malam 1 September telah menimbulkan banyak korban di kalangan mahasiswa: belasan mahasiswa pingsan, puluhan lainnya sesak napas dan trauma. Fakta ini menambah luka, sekaligus mempertegas bahwa gerakan mahasiswa jangan sampai tercemari oleh kepentingan perusuh dan provokator,” ungkapnya.
Johan kembali menegaskan peran penting kampus sebagai benteng moral bangsa dan mengajak agar mahasiswa tetap menjaga integritas perjuangan serta menjadikan kampus sebagai ruang pengkaderan intelektual yang tidak boleh dikotori oleh kekerasan dan provokasi. “Saya mengingatkan kembali bahwa kampus adalah marwah perjuangan. Mahasiswa Unisba, jadikan diri sebagai Mujahid yang berani, Mujtahid yang kritis, dan Mujadid yang membawa pembaruan. Pertahankan marwah kampus agar tetap menjadi benteng moral bangsa,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain

















