Ambreen Sadiq First female Muslim boxer Eastburn Fitness Centre, West Yorkshire 22/07/2013 First Person feature

Jakarta, Aktual.com — Jika saat ini anda beranjak usia 15 tahun dan menjadi juara tinju nasional, dan harus tetap berjuang untuk mempertahankan juara tersebut? Inilah yang terjadi pada Ambreen Sadiq.

Sebagai petinju muslim wanita pertama Inggris, Ambreen Sadiq tidak hanya berjuang di ring tinju, ternyata dia juga harus berjuang dengan banyak prasangka, terutama soal statusnya.

Meski banyak yang mencibir profesinya, namun Ambreen tetap mendapatkan dukungan dari kedua orang tua dan saudaranya. Bahkan, diawal dia memulai karirnya di dunia tinju ternyata sang kakak dan ayahnyalah yang banyak membantunya.

Kenyataan memang sulit dihadapi, apalagi dia menjadi salah satu dari sedikit perempuan berprofesi sebagai petinju. Terlebih, banyak yang memandang sebelah mata, termasuk teman sekolahanya. “Saya mendapatkan sedikit gangguan,” ujar Sadiq seperti yang dilansir mvslim.com, Minggu (6/3).

Tak hanya teman sekolah, bibi dan pamannya pun tidak senang dengan olahraga barunya ini. Bahkan tetangga dan orang-orang dari masjid masih terus bertanya kepada orangtuanya mengapa mereka membiarkannya menjadi petinju. Terutama setelah kakaknya membuatkannya fanpage di Facebook, Sadiq bahkan sempat mendapat ancaman kematian.

Namun, Sadiq tidak berpikir jika agama adalah alasan mengapa orang tidak suka hobinya. “Banyak orang Muslim mengatakan itu tentang agama, tapi saya pikir itu lebih tentang budaya dan bagaimana orang-orang itu dibesarkan. Pria dan wanita diperlakukan sederajat (dalam agama). Dalam budaya, yaitu seperti perempuan harus dirumah dan memasak. Dan meletakkan teh kepada orang-orang serta menaruh makanan di atas meja.”

Menjadi wanita pertama dalam olahraga tinju di lingkungannya mungkin sedikit mengejutkan bagi mereka. Itu tampak seperti pengingat bahwa perempuan mampu melakukan sesuatu yang berbeda daripada menjadi seorang ibu rumah tangga yang tinggal di rumah sepanjang hari.

Cerita Ambreen Sadiq ini sangat menginspirasi bahkan ada sebuah drama tentangnya di Festival Edinburgh musim panas lalu. Dengan ceritanya, Sadiq memberikan pesan yang jelas kepada setiap wanita di luar sana, termasuk wanita muslimah yang harus berurusan dengan hambatan bahkan lebih.

“Dengan apa pun yang anda lakukan, ada akan tetap menjadi orang-orang yang negatif dan tidak disukai oleh mereka. Anda harus memutuskan, apakah anda ingin melakukan apa yang anda cintai, atau anda ingin menyenangkan orang lain? Tak peduli siapapun mereka dan jangan biarkan seseorang menghalangi impian anda.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu