Suasana museum lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (27/11/2017). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup turun tipis sebesar 2,553 poin atau setara dengan 0,042% ke level 6.064,58. Tren negatif bursa saham Tanah Air sepanjang hari terjadi di tengah ambruknya bursa saham Asia. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pelaku pasar di sektor pasar modal masih dianggap tinggi. Hal ini karena diklaim banyak pihak karena adanya sentiment dari domestik yang menjadi pemicunya.

Namun begitu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus meninggi tak semata-mata karena dipicu oleh sentiment domestik yang kuat. Melainkan fenomena musiman yang setiap akhir tahun memang tinggi.

Menurut analis pasar moda dari Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, bahwa fenomena kenaikan IHSG di akhir tahun itu bukan hal yang luar biasa. Ini hanya fenomena ‘window dressing’ saja jelang akhir ganti tahun.

“Fenomena ‘window dressing’ ini yang terjadi di pasar modal domestik tersebut ternyata yang cukup kuat untuk menopang IHSG,” tandas dia di Jakarta, Rabu (27/12).

‘Window dressing’ sendiri bisa disebut sebagai sebuah strategi yang digunakan para manajer investasi dan juga perusahaan untuk mempercantik tampilan portofolio/performa laporan keuangannya sebelum ditampilkan kepada klien ataupun pemegang saham.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid