Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) masih berpotensi lanjutkan pelemahannya. Kendati pada penutupan sesi kemarin menguat dan sesi pagi ini juga terapresiasi.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di posisi Rp13.498 atau terapresiasi 14 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp13.512. Namun kemudian rupiah kembali anjlok cukup dalam. Di 45 menit pertama, rupiah kembali anjlok ke posisi Rp13.515.

Menurut analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan USD yang cenderung masih melemah terhadap JPY membuat Rupiah mengambil kesempatan untuk terapresiasi meski masih di bawah kenaikan JPY.

“Beberapa sentimen dari dalam negeri diklaim menjadi penyebab rupiah terapresiasi. Namun sejatinya pelemahan global yang membuat rupiah terangkat,” kata Reza di Jakarta, Rabu(10/11).

Sentimen dari dalam negeri dimana Pemerintah pada tahun depan akan menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi 7%, dari saat ini di level 9%. Kemudian juga Survei Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2017 yang mencatat kenaikan penjualan eceran di angka 2,2% dibandingkan Juli yang melorot 3,3% secara tahunan (yoy).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka