Angkatan Laut Tingkok dan Amerika Serikat (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — Hubungan antara Tiongkok dan angkatan laut Amerika adalah yang “terbaik sepanjang sejarah” dan pertukaran antara keduanya akan menjadi lebih sistematis di masa depan, ujar militer Tiongkok pada Jumat (23/10).

Ungkapan itu tercermin dalam pernyataan yang disampaikan pemimpin angkatan laut Tiongkok kepada pejabat Amerika Serikat, seperti dikutip militer Tiongkok.

Komentar oleh pemimpin angkatan laut, Wu Shengli, itu diutarakan pada saat Washington mempertimbangkan untuk melakukan operasi kebebasan navigasi dalam wilayah seluas 12 mil laut dari pulau buatan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, yang sedang dalam sengketa, tanpa mengatakan kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan.

Langkah tersebut hampir parti akan membuat marah Beijing.

Baik Tiongkok dan Amerika Serikat telah bekerja keras untuk meningkatkan interaksi militer, mengadakan latihan gabungan dan menyetujui aturan-aturan tentang perjumpaan di laut dan udara, ujar Wu kepada Surat Kabar Harian Tentara Pembebasan Rakyat.

“Saat ini, hubungan antara Tiongkok dengan angkatan laut Amerika Serikat adalah yang terbaik sepanjang sejarah,” ujar Wu. Ia menambahkan bahwa pertukaran dan komunikasi menjadi lebih terpercaya dan efektif.

Hal itu tidak muncul begitu saja melainkan merupakan hasil dari kerja keras kedua belah pihak, tambahnya.

“Di masa depan, pertukaran antara pasukan garis depan kedua negara akan menjadi lebih sistematis,” ujar Wu.

Tak ada yang menyebutkan mengenai Laut Tiongkok Selatan.

Delegasi dari angkatan laut Amerika Serikat yang ditemui Wu awal minggu ini mengunjungi kapal induk Tiongkok satu-satunya.

Koran milik militer itu mengatakan bahwa mereka juga mengunjungi sekolah kapal selam dan sekolah tinggi komando.

Hubungan antara Tiongkok dengan Amerika Serikat menjadi lebih tegang terkait klaim teritorial oleh Beijing di Laut Tiongkok Selatan, yang menjadi tempat perlintasan perdagangan dengan kapal senilai lima triliun dolar setiap tahunnya.

Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Brunei juga memiliki klaim atas wilayah tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: