Jakarta, Aktual.com – Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, selaku Ketua Panitia Nasional dalam forum AM IMF WBG 2018 mengatakan Indonesia akan mendorong pembahasan terkait dengan strategi global untuk mendorong pembangunan infrastruktur di negara berkembang dan pembahasan terkait human capital dalam Annual Meetings yang berlangsung pada 8–14 Oktober 2018.
Terkait upaya pembangunan infrastruktur, Menko Kemaritiman menekankan urbanisasi. Mengingat banyak negara berkembang, termasuk Indonesia mengalami proses urbanisasi yang sangat pesat. Terkait pembahasan human capital, Luhut menekankan pada kondisi era disruption dari perkembangan ekonomi digital, yakni, bagaimana menyiapkan generasi muda untuk dapat bersaing di era ekonomi digital. Selain itu, Indonesia juga perlu memastikan bahwa posisinya sebagai tuan rumah dan Ketua dari Development Committee Bank Dunia. Agar pembahasan itu dimanfaatkan untuk membantu penyelesaian masalah-masalah dunia di bidang ekonomi, keuangan, dan pembangunan.
Untuk diketahui, dalam hal substansi, Menteri Keuangan Indonesia saat ini menjabat sebagai Ketua Development Committee Bank Dunia yang merupakan forum tertinggi para Menteri Keuangan dari 189 negara anggota Bank Dunia. Forum itu berfungsi sebagai penentu arah kebijakan strategis pembangunan Bank Dunia yang telah menghasilkan berbagai inisiatif penting terkait agenda pembangunan global seperti penanganan risiko pandemik dan dukungan bagi para pengungsi global. Selain itu, Indonesia saat ini juga menjabat sebagai Executive Director di kantor pusat IMF maupun Bank Dunia di Washington DC. Posisi Indonesia sebagai Executive Director itu mewakili 11 negara di kawasan Asia dan Pasifik dan berperan untuk menyetujui setiap kebijakan IMF dan Bank Dunia.
“Dalam beberapa kali kunjungan saya ke kantor pusat IMF dan Bank Dunia di Washington DC saya juga menemukan banyak sekali Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai profesional dan Indonesia merupakan salah satu negara yang warga negaranya paling banyak bekerja di IMF dan Bank Dunia,” ujarnya.
Selain itu, ada beberapa topik yang juga akan didorong oleh Indonesia di Annual Meetings, seperti ekonomi syariah, dukungan terhadap UKM, serta strategi keuangan terkait penanganan risiko bencana.
Selaku penyelenggara, lanjutnya, Indonesia memiliki prinsip bahwa setiap pengeluaran harus memberi dampak balik positif. Tercatat, sejauh ini diproyeksikan penyelenggaraan itu akan menelan anggaran sebesar Rp855 miliar.
“Namun, per hari ini, angkanya baru mencapai Rp566 miliar dan sepertinya tidak akan bertambah banyak. Basicly Rp456 miliar, Termasuk untuk membeli komputer yang nantinya akan dihibahkan ke anak-anak sekolah di Banyuwangi, Bali, dan Lombok,” tuturnya.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya akan fokus pada dampak dan manfaat AM IMF WBG. AM IMF dikategorikan sebagai mega meetings yang bisa dilihat dari dampak yang bisa diihat dari efek yang tidak kelihatan, yaitu efek infrastruktur, lalu image effect, ini menujukkan bahwa Indonesia mampu menjadi tuan rumah mega meetings. Pada pertemuan nanti, akan ada 189 negara dengan 19800 peserta,. Terdiri dari 5050 peserta delegasi dan 14750 non delegasi. Sedangkan 13.000 peserta dari mancanegara dan 1750 dari Indonesia menambahkan bahwa perkiraan lama tinggal peserta adalah 9 hari.
“Tentunya ini akan kembali ke panitia nasional agar pengeluaran peserta bisa lebih besar lagi, perkiraan 1 wisman mengeluarkan 150 USD diluar akomodasi dan travel. Bagaimana kita memaksimalkan acara ini utnuk parawisata, baik menambah wisatwan dan mengenalkan destinasi wisata Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya, Bank Indonesia Akan Angkat Isu Ekonomi Syariah
Artikel ini ditulis oleh:
Eka